Salah satu Alasan Mengikuti Gerakan Tarekat para Wali

Salah satu Alasan Mengikuti Gerakan Tarekat para Wali

Posted by Unknown  |  at  12:26 PM

Masjid saksi kita belajarMenuju Allah adalah upaya yang harus terus menerus diupayakan seorang hamba. Banyak cara dan jalan yang ditempuh oleh para ulama terdahulu mengajarkan pada kita. Termasuk di dalamnya adalah gerakan batin (hakekat). Semisal yang dicanangkan oleh Al Hallaj dan diteruskan oleh Syekh Siti Jenar di Indonesia. Di samping itu ada banyak jenis gerakan selain Siti Jenar yang dicanangkan oleh para Wali (songo). Diantaranya adalah thareqat. Pertanyaanya, apakah gerakan tarekat yang dicanangkan para wali itu masuk dalam kategori syareat atau gerakan hakekat?

 

Islam lahir didahului oleh hakekat baru kemudian syareat. Buktinya Nabi saw lama bertahannuts (bermalam) di gua Hira. Beliau menghabiskan malam-malamnya di sana untuk beribadah dengan mengabdikan diri kepada Allah swt. Beberapa malam kemudian, turunlah  wahyu pertama. Di sinilah syareat mulai dibentuk untuk umatnya.

Namun pada giliran periode berikutnya, muncul gerakan yang mirip hakekat yang diajarkan oleh Al Hallaj yang cukup bertentangan dengan syareat pada umumnya. Beratus tahun kemudian hadir pula di Indonesia. Pelopornya adalah Syekh Siti Jenar. Gerakan ini cukup berhasil membawa para pengikutnya untuk terus mengupayakan gerakan ini berkembang. Entah bagaimana, akhirnya syareat yang biasanya dianut oleh masyarakat umum tiba-tiba tidak lagi menjadi fokus utama dalam beribadah kepada Allah. Yang hadir dan ramai di anut oleh masyarakat adalah sejenis hakekat. Di antara yang kerap dibicarakan oleh orang-orang adalah ungkapan “eling”. Atau “manungaling kaula Gusti”. Semacam penyadaran akan penyatuan antara hamba dengan Tuhannya.

Konon ajaran itu masuk dalam kategori hakekat. Adapun syareatnya tidak seperti para penganut Islam biasanya. Atau barangkali tidak ada syareat sama sekali. Seandainya pun ada syareat, maka dipastikan sangat berbeda dengan para pemegang rukun Islam pada umumnya.

Ajaran Syekh Siti Jenar, salah satunya adalah gerakan shalat di atas daun. Generasinya hingga kinipun masih mempraktekkannya. Selembar daun dipotong dan digelar sebagai sajadahnya lalu melaksanakan shalat di atas daun itu di permukaan air. Atau suatu ketika selembar daun pisang menempel di dahannya, maka di situlah mengerjakan shalatnya. Jadi begitulah seorang yang mendalami ilmu syareat Syeh Siti Jenar. Karenanya, tidak mustahil seseorang itu mempelajari bagaimana bisa terbang dan menghilang. Itulah yang diajarkannya. Itulah karomahnya.

Di samping  ajaran tersebut ajaran lainnya seperti shalat, puasa dan lain-lainnya sama dengan kita. Tidak ada yang membedakannya. Hanya saja mungkin dalam hal pemikiran tentang falsafah teologinya. Adapun syareatnya tetap sama. Tetatapi apakah juga mereka yang disebut kelompok "eling" atau Islam abangan masuk dalam kategori pengikut Syekh Siti Jenar, hal ini penulis tidak memahaminya. Barangkali akan ada perdebatan atau pelengkapan dalam artikel ini. Mungkin para syeh-syeh bisa menambahkan atau membantah atau berkeberatan atas artikel ini. 

Bagaimana dengan Gerakan para Wali Lainya?

Menurut Abdullah As Sya’roni bukan itu yang istimewa. Karomah dipandang oleh As Sya’roni adalah al Istiqomah, meskipun kecil kelihatannya. Sehingga timbul ungkapan “khoirun min alfi karomah” istiqomah itu lebih baik daripada seribu karomah. Karenanya, tidak perlu tertarik dan tidak perlu mempelajari hal-hal seperti itu. Inilah yang disebut gerakan tarekat yang dipelopori oleh para aulia. Karenanya pernah ada seorang ulama besar membuat geger orang-orang, dimana shalatnya tidak pernah diketahui. Namun tiba-tiba saja ulama itu ada di sana. Wallahu a’lam kita tidak tahu, namun itulah gerakan mereka. Jadi sangat antik mereka punya gerakan. 

Karena itu wali Songo tidak mau ketinggalan punya gerakan juga. Thareqah namanya. Jadi tarekat yang diajarkan para wali itu sangat jelas dan terlihat apa adanya. Para pengikut tarekat saat berkumpul ramai-ramai kemudian melakukan  dzikir tarekat bersama-sama. Ramai-ramai di talqin atau di baiat oleh musyidnya, oleh muqoddam atau khalefah,  terserah istilahnya apa, itu semata-mata untuk melestarikan gerakan wali songo. 

Itulah alasannya mengapa para pengikut tarekat berkumpul. Sementara para pengikut syekh Siti Jenar pun gigih membikin generasi penerusnya dengan gerakan-gerakan yang dianggap kontroversial. Sementera grupnya Wali Songo ternyata kelihatannya lebih berhasil dalam gerakannya. Sehingga berkembanglah  tarekat di seluruh dunia dengan berbagai versi dan silsilahnya hingga kini. 

Salah satu inti gerakan tarekat yang dikedepankan oleh para Wali Songo adalah hal yang jelas bentuk syareatnya. Buktinya adalah orang-orang tarekat dzikirknya jelas, bagaimana ucapananya, dimana tempat berdzikirnya, apa yang diucapkan, siapa gurunya dan kepada siapa silsilahnya begitu jelas hingga wusul kepada Rasulullah saw. Tanpa ada yang disembunyikan sama sekali. Bahkan mengikuti tarekat itu sendiri adalah pekerjaan biasa-biasa saja. 

Tentang ajaran hakikat pada tarekat yang diajarkan para wali hanya mengajarkan khofi selebihnya dzikir, sholawat dan membaca Al qur’an kepada para pengamal tarekat. Khofi sendiri merupakan hal rahasia yang tidak bisa diajarkan melainkan dengan talqin kepada mursyidnya, muqoddam atau khalifahnya. Namun ajaran “hakekat” yang dikedepankan oleh tarekat tidak untuk menciptakan sebuah kelebhan (karomah). Semata-mata hanya untuk bagaimana mampu berkomunikasi kepada Allah dalam segala tingkat keadaan dan situasi. Jika pun ada kelebihan yang ditimbulkan, hal itu semata-mata karena maziah saja dan tidak ditampakkan. Bahkan jika seorang pengikut tarekat memiliki karomah, ia sendiri menganggapnya sebagai beban yang berat sekali dipikulnya. Pendeknya, menjadi pengamal tarekat adalah individu yang siap menjadi orang yang biasa-biasa saja. Menjadi individu yang selalu siap menerima keadaan apapun dalam situasi apapun dengan terus-menerus meningkatkan komunikasi dengan Allah swt.

Tak Perlu Diadu. Bukan berarti gerakan Wali Songo lebih baik dari gerakan Syekh Siti Jenar atau sebaliknya. Hal itu tidak perlu diadu dan dibuat komparasi (perbandingan). Karena hal ini  tidak perlu diadu antara kelebihan dan kekurangannya. Sebab dalam salah satu ajaran tarekat menyebutkan bahwa tidak perlu mengoreksi ilmu orang lain. Nafsi-nafsi saja. Memperbaiki dan menambah kekurangan diri. 

Akhirnya, seringkali para guru mengajarkan kepada para pengikutnya: marilah bersama-sama untuk saling tertarik guna mendalami ilmu bersama Allah SWT. Ilmu ini berada dalam hati, bukan di dalam pikiran. Sebab ilmu tarekat tidaklah mengajarkan seseorang ahli suatu bidang, melainkan bagaimana memanaj hati. Jika hati tenang maka akan menolong segala urusan keduniaan dan keakhiratan. Bukankah Allah menjanjikan: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.. (Ar Ra’ad: 28)  Wallhu a’lam.

Salah satu Alasan Mengikuti Gerakan Tarekat para Wali

Salah satu Alasan Mengikuti Gerakan Tarekat para Wali

Posted by Unknown  |  at  12:26 PM

Masjid saksi kita belajarMenuju Allah adalah upaya yang harus terus menerus diupayakan seorang hamba. Banyak cara dan jalan yang ditempuh oleh para ulama terdahulu mengajarkan pada kita. Termasuk di dalamnya adalah gerakan batin (hakekat). Semisal yang dicanangkan oleh Al Hallaj dan diteruskan oleh Syekh Siti Jenar di Indonesia. Di samping itu ada banyak jenis gerakan selain Siti Jenar yang dicanangkan oleh para Wali (songo). Diantaranya adalah thareqat. Pertanyaanya, apakah gerakan tarekat yang dicanangkan para wali itu masuk dalam kategori syareat atau gerakan hakekat?

 

Islam lahir didahului oleh hakekat baru kemudian syareat. Buktinya Nabi saw lama bertahannuts (bermalam) di gua Hira. Beliau menghabiskan malam-malamnya di sana untuk beribadah dengan mengabdikan diri kepada Allah swt. Beberapa malam kemudian, turunlah  wahyu pertama. Di sinilah syareat mulai dibentuk untuk umatnya.

Namun pada giliran periode berikutnya, muncul gerakan yang mirip hakekat yang diajarkan oleh Al Hallaj yang cukup bertentangan dengan syareat pada umumnya. Beratus tahun kemudian hadir pula di Indonesia. Pelopornya adalah Syekh Siti Jenar. Gerakan ini cukup berhasil membawa para pengikutnya untuk terus mengupayakan gerakan ini berkembang. Entah bagaimana, akhirnya syareat yang biasanya dianut oleh masyarakat umum tiba-tiba tidak lagi menjadi fokus utama dalam beribadah kepada Allah. Yang hadir dan ramai di anut oleh masyarakat adalah sejenis hakekat. Di antara yang kerap dibicarakan oleh orang-orang adalah ungkapan “eling”. Atau “manungaling kaula Gusti”. Semacam penyadaran akan penyatuan antara hamba dengan Tuhannya.

Konon ajaran itu masuk dalam kategori hakekat. Adapun syareatnya tidak seperti para penganut Islam biasanya. Atau barangkali tidak ada syareat sama sekali. Seandainya pun ada syareat, maka dipastikan sangat berbeda dengan para pemegang rukun Islam pada umumnya.

Ajaran Syekh Siti Jenar, salah satunya adalah gerakan shalat di atas daun. Generasinya hingga kinipun masih mempraktekkannya. Selembar daun dipotong dan digelar sebagai sajadahnya lalu melaksanakan shalat di atas daun itu di permukaan air. Atau suatu ketika selembar daun pisang menempel di dahannya, maka di situlah mengerjakan shalatnya. Jadi begitulah seorang yang mendalami ilmu syareat Syeh Siti Jenar. Karenanya, tidak mustahil seseorang itu mempelajari bagaimana bisa terbang dan menghilang. Itulah yang diajarkannya. Itulah karomahnya.

Di samping  ajaran tersebut ajaran lainnya seperti shalat, puasa dan lain-lainnya sama dengan kita. Tidak ada yang membedakannya. Hanya saja mungkin dalam hal pemikiran tentang falsafah teologinya. Adapun syareatnya tetap sama. Tetatapi apakah juga mereka yang disebut kelompok "eling" atau Islam abangan masuk dalam kategori pengikut Syekh Siti Jenar, hal ini penulis tidak memahaminya. Barangkali akan ada perdebatan atau pelengkapan dalam artikel ini. Mungkin para syeh-syeh bisa menambahkan atau membantah atau berkeberatan atas artikel ini. 

Bagaimana dengan Gerakan para Wali Lainya?

Menurut Abdullah As Sya’roni bukan itu yang istimewa. Karomah dipandang oleh As Sya’roni adalah al Istiqomah, meskipun kecil kelihatannya. Sehingga timbul ungkapan “khoirun min alfi karomah” istiqomah itu lebih baik daripada seribu karomah. Karenanya, tidak perlu tertarik dan tidak perlu mempelajari hal-hal seperti itu. Inilah yang disebut gerakan tarekat yang dipelopori oleh para aulia. Karenanya pernah ada seorang ulama besar membuat geger orang-orang, dimana shalatnya tidak pernah diketahui. Namun tiba-tiba saja ulama itu ada di sana. Wallahu a’lam kita tidak tahu, namun itulah gerakan mereka. Jadi sangat antik mereka punya gerakan. 

Karena itu wali Songo tidak mau ketinggalan punya gerakan juga. Thareqah namanya. Jadi tarekat yang diajarkan para wali itu sangat jelas dan terlihat apa adanya. Para pengikut tarekat saat berkumpul ramai-ramai kemudian melakukan  dzikir tarekat bersama-sama. Ramai-ramai di talqin atau di baiat oleh musyidnya, oleh muqoddam atau khalefah,  terserah istilahnya apa, itu semata-mata untuk melestarikan gerakan wali songo. 

Itulah alasannya mengapa para pengikut tarekat berkumpul. Sementara para pengikut syekh Siti Jenar pun gigih membikin generasi penerusnya dengan gerakan-gerakan yang dianggap kontroversial. Sementera grupnya Wali Songo ternyata kelihatannya lebih berhasil dalam gerakannya. Sehingga berkembanglah  tarekat di seluruh dunia dengan berbagai versi dan silsilahnya hingga kini. 

Salah satu inti gerakan tarekat yang dikedepankan oleh para Wali Songo adalah hal yang jelas bentuk syareatnya. Buktinya adalah orang-orang tarekat dzikirknya jelas, bagaimana ucapananya, dimana tempat berdzikirnya, apa yang diucapkan, siapa gurunya dan kepada siapa silsilahnya begitu jelas hingga wusul kepada Rasulullah saw. Tanpa ada yang disembunyikan sama sekali. Bahkan mengikuti tarekat itu sendiri adalah pekerjaan biasa-biasa saja. 

Tentang ajaran hakikat pada tarekat yang diajarkan para wali hanya mengajarkan khofi selebihnya dzikir, sholawat dan membaca Al qur’an kepada para pengamal tarekat. Khofi sendiri merupakan hal rahasia yang tidak bisa diajarkan melainkan dengan talqin kepada mursyidnya, muqoddam atau khalifahnya. Namun ajaran “hakekat” yang dikedepankan oleh tarekat tidak untuk menciptakan sebuah kelebhan (karomah). Semata-mata hanya untuk bagaimana mampu berkomunikasi kepada Allah dalam segala tingkat keadaan dan situasi. Jika pun ada kelebihan yang ditimbulkan, hal itu semata-mata karena maziah saja dan tidak ditampakkan. Bahkan jika seorang pengikut tarekat memiliki karomah, ia sendiri menganggapnya sebagai beban yang berat sekali dipikulnya. Pendeknya, menjadi pengamal tarekat adalah individu yang siap menjadi orang yang biasa-biasa saja. Menjadi individu yang selalu siap menerima keadaan apapun dalam situasi apapun dengan terus-menerus meningkatkan komunikasi dengan Allah swt.

Tak Perlu Diadu. Bukan berarti gerakan Wali Songo lebih baik dari gerakan Syekh Siti Jenar atau sebaliknya. Hal itu tidak perlu diadu dan dibuat komparasi (perbandingan). Karena hal ini  tidak perlu diadu antara kelebihan dan kekurangannya. Sebab dalam salah satu ajaran tarekat menyebutkan bahwa tidak perlu mengoreksi ilmu orang lain. Nafsi-nafsi saja. Memperbaiki dan menambah kekurangan diri. 

Akhirnya, seringkali para guru mengajarkan kepada para pengikutnya: marilah bersama-sama untuk saling tertarik guna mendalami ilmu bersama Allah SWT. Ilmu ini berada dalam hati, bukan di dalam pikiran. Sebab ilmu tarekat tidaklah mengajarkan seseorang ahli suatu bidang, melainkan bagaimana memanaj hati. Jika hati tenang maka akan menolong segala urusan keduniaan dan keakhiratan. Bukankah Allah menjanjikan: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.. (Ar Ra’ad: 28)  Wallhu a’lam.

Bercak-bercak Sufi

Bercak-bercak Sufi

Posted by Unknown  |  at  3:47 AM


Oleh Ahmad Fardan

Lama sudah saya mengamati dan merenungkan pikiran-pikiran kaum sufi. Ternyata ajaran yang diketengahkan sangat membahayakan kaum muslimin. Ajaran tasawuflah yang telah merubah kondisi mereka yang penuh kemuliaan menjadi hina dina. Perilaku kaum sufi dari masa ke masa senantiasa menghancurkan sendi-sendi dasar ajaran islam. Sehingga ibarat pohon kini telah roboh lumat. Karena itu bagi kaum muslimin tidak akan dapat meraih kembali kejayaan manakala sejak dini tidak berani mengatasi bahaya yang ditimbulkan kaum sufi sebelum menangkis bahaya-bahaya lainnya.




Dengan memuji Allah. Saya akan mencoba mengetengahkan pembahasan seputar pemikiran kaum sufi dalam sebuah tulisan pendek pertimbangan saya apabila ditampilkan dalam sebuah tulisan panjang akan terlalu lama mendalaminya. Sehingga untuk menangkal bahaya ajaran kaum sufi pun tertunda. Padahal kebutuhan sudah sangat mendesak. Tulisan –tulisan saya ini saya harapkan dapat membangkitkan dan memotivasi ummat Islam untuk bangkit menangkal bahaya yang lembut lagi rahasia, berada di balik topeng kedok ibadah. Berperilaku dan beribadah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan ummat islam.



Memalingkan Manusia dari Al-Qur’an dan Hadits.


Kaum sufi sejak dahulu hingga kini sengaja memalingkan manusia dari ajaran Al-Qur’an dan Hadits.dengan cara bermacam-macam.




Pertama, asumsi bahwa mengkaji kandungan Al-Qur’an secara detail hanya akan menyianyiakan waktu, melalaikan dari berdzikir kepada Allah. Menyatu dalam kefanaan terhadap Allah bagi mereka merupakan tingkat kesufian yang paling tinggi. Sedangkan arti memikirkan kandungan Al-Qur’an adalah berdzikir kepada-Nya. Sebab Al-qur’an banyak mengetengahkan pujian terhadap Allah dengan sifat dan asma-Nya.




Tetapi orang-orang tasawuf menghendaki dirinya dapat mengambil alih kekuasaan Tuhan, yakni dengan memiliki sifat-sifat-Nya. Karena itu mereka tidak mau lagi, setidaknya ogah memikirkan kandungan Al-Qur’an secara rinci dan detail. Diantara mereka adalah Asy-Sya’rani, didalam kitabnya yang berjudul Al-Kibriyatul-Ahmar mengatakan :…..bersambung



Bercak-bercak Sufi

Bercak-bercak Sufi

Posted by Unknown  |  at  3:47 AM


Oleh Ahmad Fardan

Lama sudah saya mengamati dan merenungkan pikiran-pikiran kaum sufi. Ternyata ajaran yang diketengahkan sangat membahayakan kaum muslimin. Ajaran tasawuflah yang telah merubah kondisi mereka yang penuh kemuliaan menjadi hina dina. Perilaku kaum sufi dari masa ke masa senantiasa menghancurkan sendi-sendi dasar ajaran islam. Sehingga ibarat pohon kini telah roboh lumat. Karena itu bagi kaum muslimin tidak akan dapat meraih kembali kejayaan manakala sejak dini tidak berani mengatasi bahaya yang ditimbulkan kaum sufi sebelum menangkis bahaya-bahaya lainnya.




Dengan memuji Allah. Saya akan mencoba mengetengahkan pembahasan seputar pemikiran kaum sufi dalam sebuah tulisan pendek pertimbangan saya apabila ditampilkan dalam sebuah tulisan panjang akan terlalu lama mendalaminya. Sehingga untuk menangkal bahaya ajaran kaum sufi pun tertunda. Padahal kebutuhan sudah sangat mendesak. Tulisan –tulisan saya ini saya harapkan dapat membangkitkan dan memotivasi ummat Islam untuk bangkit menangkal bahaya yang lembut lagi rahasia, berada di balik topeng kedok ibadah. Berperilaku dan beribadah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan ummat islam.



Memalingkan Manusia dari Al-Qur’an dan Hadits.


Kaum sufi sejak dahulu hingga kini sengaja memalingkan manusia dari ajaran Al-Qur’an dan Hadits.dengan cara bermacam-macam.




Pertama, asumsi bahwa mengkaji kandungan Al-Qur’an secara detail hanya akan menyianyiakan waktu, melalaikan dari berdzikir kepada Allah. Menyatu dalam kefanaan terhadap Allah bagi mereka merupakan tingkat kesufian yang paling tinggi. Sedangkan arti memikirkan kandungan Al-Qur’an adalah berdzikir kepada-Nya. Sebab Al-qur’an banyak mengetengahkan pujian terhadap Allah dengan sifat dan asma-Nya.




Tetapi orang-orang tasawuf menghendaki dirinya dapat mengambil alih kekuasaan Tuhan, yakni dengan memiliki sifat-sifat-Nya. Karena itu mereka tidak mau lagi, setidaknya ogah memikirkan kandungan Al-Qur’an secara rinci dan detail. Diantara mereka adalah Asy-Sya’rani, didalam kitabnya yang berjudul Al-Kibriyatul-Ahmar mengatakan :…..bersambung



Maaf dereng dados...

Maaf dereng dados...

Posted by Unknown  |  at  4:54 AM


 


















 



 



UNTUK SEMENTARA  WEB MASIH DALAM PERBAIKAN 



MOHON MAAF DAN INSYA ALLAH AKAN SEGERA TAYANG. 



 



dengan demikian www.buntetpesantren.com  akan di suspend karena tidak diperpanjang. Rumah buntet online akan berubah di sini... 



 



 



Alasan pindah ke org adalah karena .com bersifat business sedangkan situs ini tidak untuk dibisniskan.



Alasan kedua adalah amanat dari donatur yang membiayai hosting buntetpesantren.org selama satu tahun.



 



Terima kasih kepada wong crebon yang telah membantu membiayai hosting selama satu taun i. Bagi kawan-kawan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.



 



Adakah yang mau membantunya?



 



Salam 



Redaksi...




 



----------- update  ------------






 






Seniki sih sampun dados..



 



Semenjak 20 maret 2008, situs buntetpesantren.org sudah stabil. Muga-muga bae sampe terus aja ana masalah. akhirannya menggunakan org. Kok mirip yaa seperti bahasa buntet untuk menyatakan kehebohan dengan istilah "oreg" jadi buntetpesantren.org  dibacanya biar enak buntetpesantren oreg. Setuju tah? :)




 



 

Maaf dereng dados...

Maaf dereng dados...

Posted by Unknown  |  at  4:54 AM


 


















 



 



UNTUK SEMENTARA  WEB MASIH DALAM PERBAIKAN 



MOHON MAAF DAN INSYA ALLAH AKAN SEGERA TAYANG. 



 



dengan demikian www.buntetpesantren.com  akan di suspend karena tidak diperpanjang. Rumah buntet online akan berubah di sini... 



 



 



Alasan pindah ke org adalah karena .com bersifat business sedangkan situs ini tidak untuk dibisniskan.



Alasan kedua adalah amanat dari donatur yang membiayai hosting buntetpesantren.org selama satu tahun.



 



Terima kasih kepada wong crebon yang telah membantu membiayai hosting selama satu taun i. Bagi kawan-kawan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.



 



Adakah yang mau membantunya?



 



Salam 



Redaksi...




 



----------- update  ------------






 






Seniki sih sampun dados..



 



Semenjak 20 maret 2008, situs buntetpesantren.org sudah stabil. Muga-muga bae sampe terus aja ana masalah. akhirannya menggunakan org. Kok mirip yaa seperti bahasa buntet untuk menyatakan kehebohan dengan istilah "oreg" jadi buntetpesantren.org  dibacanya biar enak buntetpesantren oreg. Setuju tah? :)




 



 

Example FAQ Item 2

Example FAQ Item 2

Posted by Unknown  |  at  4:54 AM

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat,
sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam
voluptua. At
vero eos et accusam et justo duo dolores et ea rebum. Stet clita kasd gubergren, no sea takimata sanctus est Lorem ipsum dolor sit amet.

ImageDuis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate
velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at
vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum
zzril delenit augue duis dolore te feugait nulla facilisi. Lorem ipsum dolor
sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt
ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.



ImageUt wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation
ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis
autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie
consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan
et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis
dolore te feugait nulla facilisi.



ImageNam liber tempor cum soluta nobis eleifend option congue
nihil imperdiet doming id quod mazim placerat facer possim assum. Lorem ipsum
dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod
tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim
veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut
aliquip ex ea commodo consequat.



Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate
velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis. At
vero eos et accusam et justo duo dolores et ea rebum. Stet clita kasd
gubergren, no sea takimata sanctus est Lorem ipsum dolor sit amet. Lorem ipsum
dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor
invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. At vero
eos et accusam et justo duo dolores et ea rebum. Stet clita kasd gubergren, no
sea takimata sanctus est Lorem ipsum dolor sit amet. Lorem ipsum dolor sit
amet, consetetur sadipscing elitr, At accusam aliquyam diam diam dolore dolores
duo eirmod eos erat, et nonumy sed tempor et et invidunt justo labore Stet
clita ea et gubergren, kasd magna no rebum. sanctus sea sed takimata ut vero
voluptua. est Lorem ipsum dolor sit amet. Lorem ipsum dolor sit amet,
consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore
et dolore magna aliquyam erat.



Consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor
invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. At vero
eos et accusam et justo duo dolores et ea rebum. Stet clita kasd gubergren, no
sea takimata sanctus est Lorem ipsum dolor sit amet. Lorem ipsum dolor sit
amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut
labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. At vero eos et accusam
et justo duo dolores et ea rebum. Stet clita kasd gubergren, no sea takimata
sanctus est Lorem ipsum dolor sit amet. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur
sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore
magna aliquyam erat, sed diam voluptua. At vero eos et accusam et justo duo
dolores et ea rebum. Stet clita kasd gubergren, no sea takimata sanctus est
Lorem ipsum dolor sit amet.

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top