Nuruzzaman Pimpin Ansor Kab. Cirebon

Nuruzzaman Pimpin Ansor Kab. Cirebon

Posted by Unknown  |  at  8:23 AM


SETELAH melalui tahapan konferensi cabang (konfercab) yang cukup melelahkan, akhirnya Nuruzzaman SAg MSi, alumni Buntet Pesantren dan masih memiliki kerabat di Buntet,  terpilih sebagai ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cirebon menggantikan H Arief Hartono.  Kini Nuruzzaman siap pimpin Ansor.



Nuruzzaman mengantongi 19 suara selisih 1 suara dari rivalnya H Jaelani
MAg yang mengantongi 18 suara dan satu suara blangko. Konfercab sendiri
berlangsung Senin (23/6) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin,
Kaliwadas, Sumber, Kabupaten Cirebon.

Proses pemilihan sendiri berjalan menegangkan, suara Nuruzzaman dan Jaelani saling susul hingga akhirnya selisih satu suara dimenangkan Nuruzzaman. Sementara jumlah suara seharusnya 40, namun dua kecamatan tidak hadir saat pemilihan suara.

Kemenangan Nuruzzaman dianggap tidak diduga, pasalnya selain tidak pernah menjadi pengurus GP Ansor, juga karena beredar kabar, rivalnya Jaelani didukung mayoritas pengurus PC GP Ansor demisioner.

“Ini amanat kalangan muda NU Kabupaten Cirebon. Dan saya akan
menjalankannya sesuai garis-garis organisasi dan khittah NU 1926. Saya
mengajak kalangan muda NU untuk mengawal cita-cita luhur para ulama
untuk kemajuan bangsa,” ujar Nuruzzaman sesaat setelah dinyatakan
menang dalam konfercab.

Nuruzzaman juga bertekad untuk menjalankan misi dan visinya dalam menjalankan roda kepemimpinan di GP Ansor. Yakni menegakkan Islam Rahmatan Lil Alamain,
menjaga NKRI dan Pancasila sebagai komitmen kebangsaan Ansor, menjaga
dan menegakkan ideology ahlussunnah waljamaah di Cirebon, serta menjaga
Khittah NU 1926.

“Dengan kekuatan dari Allah SWT, kami akan berada di garda depan untuk mengawal ideologi NU jika ada yang merongrong tradisi dan amaliah keagamaannya. Kami juga siap membentengi kiai dan menjalankan program sesuai dengan visi dan misi tersebut,” ungkap lulusan pascasarjana FISIP UI Departemen Sosiologi tahun 2004 ini.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PW GP Ansor Jawa Barat, Rais
Syuriah PC NU KH Hasanuddin Kriyani, Ketua Tanfidziyah PC NU Kabupaten
Cirebon KH Ali Murtadho, Pengasuh Pontren Tarbiyatul Banin KH
Nasiruddin Shiddiq, sesepuh Pontren Gedongan KH Amin Siraj, Wakil Ketua
PC NU KH Wawan Arwani, pengasuh Pontren Kempek yang juga adik kandung
KH Said Aqil Siraj yakni KH Mustofa Aqil Siraj, Bendara PC NU Drs H
Solihin Busyaeri, dan sejumlah ulama lainnya.(ksd)

Nuruzzaman berasal dari latar belakang keluarga pesantren Miftahul
Muta’allimin  Babakan Ciwaringin Cirebon. Ia dilahiarkan di Cirebon, 30
Agustus 1973. Pendidikan S1-nya diselesaikan di IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah Penerangan Penyiaran Agama Islam pada tahun
1999 yang kemudian dilanjutkan di Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Semasa mahasiswa, ia sudah banyak terlibat dalam kegiatan kampus
seperti menjadi redaktur majalah Orator dan ketua Teater Cordova
di Fakutlas Dakwan IAIN Sunan Kalijaga, presedium KMNU Cirebon, ketua
IPNU Kabupaten Cirebon, redaktur Jurnal Fikih Rakyat Fahmina Institute.

Ia juga banyak terlibat dalam kegiatan LSM, sebagai pendiri dan
sekretaris LKAM (Lembaga Kajian Agama dan Masyarakat), pendiri dan
peneliti Instad (Institute Social Transformation for Democracy),
coordinator divisi kajian dan penelitian Fahmina Institute, pendiri dan
peneliti Sendaru Institute Cirebon dan saat ini sebagai pembina Pondok
Pesantren Miftahul Muta?allimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Saat ini, ia aktif sebagai pengajar pada STAIMA (Sekolah Tinggi Agama
Islam Ma’had Ali) Babakan Ciwaringin Cirebon, pengajar pada FISIP
Unswagati Cirebon dan sebagai pembantu ketua II (bagian administrasi
dan keuangan) pada STAIMA. Aktifitasnya sebagai peneliti dan penulis di
sejumlah media juga masih terrus berlangsug. (ksd/zal)


Nuruzzaman Pimpin Ansor Kab. Cirebon

Nuruzzaman Pimpin Ansor Kab. Cirebon

Posted by Unknown  |  at  8:23 AM


SETELAH melalui tahapan konferensi cabang (konfercab) yang cukup melelahkan, akhirnya Nuruzzaman SAg MSi, alumni Buntet Pesantren dan masih memiliki kerabat di Buntet,  terpilih sebagai ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cirebon menggantikan H Arief Hartono.  Kini Nuruzzaman siap pimpin Ansor.



Nuruzzaman mengantongi 19 suara selisih 1 suara dari rivalnya H Jaelani
MAg yang mengantongi 18 suara dan satu suara blangko. Konfercab sendiri
berlangsung Senin (23/6) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin,
Kaliwadas, Sumber, Kabupaten Cirebon.

Proses pemilihan sendiri berjalan menegangkan, suara Nuruzzaman dan Jaelani saling susul hingga akhirnya selisih satu suara dimenangkan Nuruzzaman. Sementara jumlah suara seharusnya 40, namun dua kecamatan tidak hadir saat pemilihan suara.

Kemenangan Nuruzzaman dianggap tidak diduga, pasalnya selain tidak pernah menjadi pengurus GP Ansor, juga karena beredar kabar, rivalnya Jaelani didukung mayoritas pengurus PC GP Ansor demisioner.

“Ini amanat kalangan muda NU Kabupaten Cirebon. Dan saya akan
menjalankannya sesuai garis-garis organisasi dan khittah NU 1926. Saya
mengajak kalangan muda NU untuk mengawal cita-cita luhur para ulama
untuk kemajuan bangsa,” ujar Nuruzzaman sesaat setelah dinyatakan
menang dalam konfercab.

Nuruzzaman juga bertekad untuk menjalankan misi dan visinya dalam menjalankan roda kepemimpinan di GP Ansor. Yakni menegakkan Islam Rahmatan Lil Alamain,
menjaga NKRI dan Pancasila sebagai komitmen kebangsaan Ansor, menjaga
dan menegakkan ideology ahlussunnah waljamaah di Cirebon, serta menjaga
Khittah NU 1926.

“Dengan kekuatan dari Allah SWT, kami akan berada di garda depan untuk mengawal ideologi NU jika ada yang merongrong tradisi dan amaliah keagamaannya. Kami juga siap membentengi kiai dan menjalankan program sesuai dengan visi dan misi tersebut,” ungkap lulusan pascasarjana FISIP UI Departemen Sosiologi tahun 2004 ini.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PW GP Ansor Jawa Barat, Rais
Syuriah PC NU KH Hasanuddin Kriyani, Ketua Tanfidziyah PC NU Kabupaten
Cirebon KH Ali Murtadho, Pengasuh Pontren Tarbiyatul Banin KH
Nasiruddin Shiddiq, sesepuh Pontren Gedongan KH Amin Siraj, Wakil Ketua
PC NU KH Wawan Arwani, pengasuh Pontren Kempek yang juga adik kandung
KH Said Aqil Siraj yakni KH Mustofa Aqil Siraj, Bendara PC NU Drs H
Solihin Busyaeri, dan sejumlah ulama lainnya.(ksd)

Nuruzzaman berasal dari latar belakang keluarga pesantren Miftahul
Muta’allimin  Babakan Ciwaringin Cirebon. Ia dilahiarkan di Cirebon, 30
Agustus 1973. Pendidikan S1-nya diselesaikan di IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah Penerangan Penyiaran Agama Islam pada tahun
1999 yang kemudian dilanjutkan di Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Semasa mahasiswa, ia sudah banyak terlibat dalam kegiatan kampus
seperti menjadi redaktur majalah Orator dan ketua Teater Cordova
di Fakutlas Dakwan IAIN Sunan Kalijaga, presedium KMNU Cirebon, ketua
IPNU Kabupaten Cirebon, redaktur Jurnal Fikih Rakyat Fahmina Institute.

Ia juga banyak terlibat dalam kegiatan LSM, sebagai pendiri dan
sekretaris LKAM (Lembaga Kajian Agama dan Masyarakat), pendiri dan
peneliti Instad (Institute Social Transformation for Democracy),
coordinator divisi kajian dan penelitian Fahmina Institute, pendiri dan
peneliti Sendaru Institute Cirebon dan saat ini sebagai pembina Pondok
Pesantren Miftahul Muta?allimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Saat ini, ia aktif sebagai pengajar pada STAIMA (Sekolah Tinggi Agama
Islam Ma’had Ali) Babakan Ciwaringin Cirebon, pengajar pada FISIP
Unswagati Cirebon dan sebagai pembantu ketua II (bagian administrasi
dan keuangan) pada STAIMA. Aktifitasnya sebagai peneliti dan penulis di
sejumlah media juga masih terrus berlangsug. (ksd/zal)


KH. Hasanuddin : "Jangan Ikut-ikutan Arus Pertentangan Umat"

KH. Hasanuddin : "Jangan Ikut-ikutan Arus Pertentangan Umat"

Posted by Unknown  |  at  8:19 AM


Oleh: Redaksi
Pertentangan antar umat Islam jangan disikapi dengan ikut-ikutan terbawa arus. Karenanya, kita tidak perlu lagi saling mencibir dan memperkeruh pertentangan itu. Apalagi masalah yang dihadapi tidak dimengerti sama sekali. Sebagai umat Islam khususnya Nahdliyin, cukup menjalankan
peribadatan sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi dengan merujuk pada
para ulama salaf jangan ulama kholaf.




“Sebagai umat, jangan ikut-ikut mencibir antara yang satu dengan lain.
Yang terpenting kita bangun dan kedepankan silaturohmi untuk mencairkan
segala persoalan,” ungkap KH Hasanudin Imam dari Pesantren Gedongan Cirebon,
Jabar saat maidatukhasanah peresmian penggunaan Aula Pondok Pesantren
Assalafiyah Luwung Ragi Kec. Bulakamba Brebes Jateng Sabtu (28/6) malam.

Menurut Kyai Hasanuddin Imam yang pernah menjadi Kepala MAN Buntet Pesantren pada 2001 ini mengatakan bahwa problema pertentangan pandangan dalam Islam, lanjut Kyai memang sudah
tercatat dalam sejarah masa silam dengan terjadinya pertentangan antara
Kholifah Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah Bin Abi Sofyan dan Amir bin Ash.
“Dari pertentangan tersebut, pada intinya hanya salah paham yang
dibesar-besarkan sehingga menjadi peperangan dan centang perenang,
padahal akar permasalahan tidak diketahui oleh umatnya,” cerita KH
Hasan..

Mantan Kepala Kantor Depag Cirebon ini mengingatkan kepada hadirin
bahwa kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang apabila bisa
dijalankan akan
mendatangkan kebahagiaan hakiki. Yakni : 1) Mengampuni orang, dikala
kita masih dalam keadaan marah.2) Ahli Jariyah dikala sedang susah
maupun senang, 3) menghitung uang dengan kesaksian orang lain dan 4)
Menasehati atasan.

Sementara KH Subkhan Ma'mun dalam kata pengantarnya menerangkan
pembangunan Aula tersebut atas dilatarbelakangi desakan para wali
santri yang menghendaki sholat
jamaah secara terus menerus selama lima waktu bersama dirinya selaku
pengasuh Ponpes. Namun karena saat itu Masjid yang ada di kompleks
pesantren milik Desa, maka pengimamannya digilir dengan ulama-ulama
desa setempat. Sehingga dirinya tidak bisa rutin. “Di
Masjid, Saya mendapat giliran menjadi Imam setiap Sholat Dhuhur,” ucap
Kyai Subekhan.

Dia merasa bahagia dengan selesainya pembangunan Aula yang diberi nama
Addalail Al Khaerat itu. Sebagai kudengannya (permintaannya) maka para
santri harus sholat lima
waktu secara berjamaah. “Bila sampai tiga waktu tidak ditepati, Saya
tajir,” ungkapnya.

Aula yang berukuran 19 X 23 meter persegi itu, dibangun atas biaya
pondok secara bertahap. “Alhamdulilah, hanya dalam waktu setahun
rampung,” ungkap kyai tanpa mau menyebutkan berapa dana yang
dikeluarkan.

Penggunaan Aula tersebut ditandai dengan pembacaan Al quran  30 juz
oleh dua orang santri yang sudah hafidz dan pembacaan kitab Simthud
Duroh yang dipimpin oleh Habib Hud Bin Yahya dari Ciwaringin Cirebon.

Meski dihadiri ribuan pengunjung tapi tak tampak hadir perwakilan dari
pejabat pemerintah Kabupaten Brebes. Terlihat hanya orang tua/wali
santri, Santriwan-santriwati, alumni santri, para ulama Kabupaten
Brebes dan Tegal serta masyarakat desa Luwungragi. (was/nuol/kurt)


KH. Hasanuddin : "Jangan Ikut-ikutan Arus Pertentangan Umat"

KH. Hasanuddin : "Jangan Ikut-ikutan Arus Pertentangan Umat"

Posted by Unknown  |  at  8:19 AM


Oleh: Redaksi
Pertentangan antar umat Islam jangan disikapi dengan ikut-ikutan terbawa arus. Karenanya, kita tidak perlu lagi saling mencibir dan memperkeruh pertentangan itu. Apalagi masalah yang dihadapi tidak dimengerti sama sekali. Sebagai umat Islam khususnya Nahdliyin, cukup menjalankan
peribadatan sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi dengan merujuk pada
para ulama salaf jangan ulama kholaf.




“Sebagai umat, jangan ikut-ikut mencibir antara yang satu dengan lain.
Yang terpenting kita bangun dan kedepankan silaturohmi untuk mencairkan
segala persoalan,” ungkap KH Hasanudin Imam dari Pesantren Gedongan Cirebon,
Jabar saat maidatukhasanah peresmian penggunaan Aula Pondok Pesantren
Assalafiyah Luwung Ragi Kec. Bulakamba Brebes Jateng Sabtu (28/6) malam.

Menurut Kyai Hasanuddin Imam yang pernah menjadi Kepala MAN Buntet Pesantren pada 2001 ini mengatakan bahwa problema pertentangan pandangan dalam Islam, lanjut Kyai memang sudah
tercatat dalam sejarah masa silam dengan terjadinya pertentangan antara
Kholifah Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah Bin Abi Sofyan dan Amir bin Ash.
“Dari pertentangan tersebut, pada intinya hanya salah paham yang
dibesar-besarkan sehingga menjadi peperangan dan centang perenang,
padahal akar permasalahan tidak diketahui oleh umatnya,” cerita KH
Hasan..

Mantan Kepala Kantor Depag Cirebon ini mengingatkan kepada hadirin
bahwa kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang apabila bisa
dijalankan akan
mendatangkan kebahagiaan hakiki. Yakni : 1) Mengampuni orang, dikala
kita masih dalam keadaan marah.2) Ahli Jariyah dikala sedang susah
maupun senang, 3) menghitung uang dengan kesaksian orang lain dan 4)
Menasehati atasan.

Sementara KH Subkhan Ma'mun dalam kata pengantarnya menerangkan
pembangunan Aula tersebut atas dilatarbelakangi desakan para wali
santri yang menghendaki sholat
jamaah secara terus menerus selama lima waktu bersama dirinya selaku
pengasuh Ponpes. Namun karena saat itu Masjid yang ada di kompleks
pesantren milik Desa, maka pengimamannya digilir dengan ulama-ulama
desa setempat. Sehingga dirinya tidak bisa rutin. “Di
Masjid, Saya mendapat giliran menjadi Imam setiap Sholat Dhuhur,” ucap
Kyai Subekhan.

Dia merasa bahagia dengan selesainya pembangunan Aula yang diberi nama
Addalail Al Khaerat itu. Sebagai kudengannya (permintaannya) maka para
santri harus sholat lima
waktu secara berjamaah. “Bila sampai tiga waktu tidak ditepati, Saya
tajir,” ungkapnya.

Aula yang berukuran 19 X 23 meter persegi itu, dibangun atas biaya
pondok secara bertahap. “Alhamdulilah, hanya dalam waktu setahun
rampung,” ungkap kyai tanpa mau menyebutkan berapa dana yang
dikeluarkan.

Penggunaan Aula tersebut ditandai dengan pembacaan Al quran  30 juz
oleh dua orang santri yang sudah hafidz dan pembacaan kitab Simthud
Duroh yang dipimpin oleh Habib Hud Bin Yahya dari Ciwaringin Cirebon.

Meski dihadiri ribuan pengunjung tapi tak tampak hadir perwakilan dari
pejabat pemerintah Kabupaten Brebes. Terlihat hanya orang tua/wali
santri, Santriwan-santriwati, alumni santri, para ulama Kabupaten
Brebes dan Tegal serta masyarakat desa Luwungragi. (was/nuol/kurt)


Buntet Makin Sepi "Nyanyep"

Buntet Makin Sepi "Nyanyep"

Posted by Unknown  |  at  11:07 AM


masjid Oleh: Ivan Suhrowardi
Kampung pesantren bernama Buntet Pesantren pada hari-hari biasa sungguh rame dipadati pelajar dan para santri selain oleh penduduka asli. Namun pada musim liburan ini, dimana para santri yang sekolah formal tengah menikmati liburan. Otomatis Buntet makin sepi dalam bahasa Buntet adalah "sepi nyanyep".




Hal ini menyusul masa liburan akhir setelah kemarin para pelajar
Tasanawiyah dan Aliyah mengikuti Ujian Nasional. Beberapa santri masih
tetap bertahan untuk tidak pulang kampung karena masih betah dan malas
untuk pulang kampung.

Berdasarkan data pelajar yang ikut ujian dan lulus, maka Buntet
Pesantren meluluskan hampir semuanya. Hanya beberapa yang tidak lulus
hal itu dikarenakan tidak mengikuti ujian formal (nasional) ada pula
yang gagal karena meninggal dunia, seperti pelajar Madrasah Aliyah
Negeri.

Redaksi telah mengumpulkan data Peserta pendaftar Ujian Nasional.
Untuku Madrasah Tsanwiyah NU Putra 1 terdapat 79 peserta yang ikut
ujian. Kemudian 2 murid tidak mengikuti ujian karena tersangkut
administrasi. Sedangkan yang satunya  meninggal dunia. Sehingga total
yang mengikuti ujian dan semuanya lulus ada 76 anak.

Madrasah Tsanawiyah Putra 2 ada 125 peserta yang mendaftar ujian dan
yang dinyatakan tidak ada 3 siswa karena tidak mau mengikuti ujian
Nasional. Semuanya lulus 100%.

Adapun Madrasah Tsanwiyah Putri adalah 175 yang mendaftar dan hanya
satu siswi yang tidak lulus. Hal ini karena meninggal dunia.

Madrasah Aliyah NU Putra yang mendaftar sebanyak 63 siswa dan
dinyatakan lulus semuanya. Sementara Madrasah Aliyah Putri yang
mendaftar terdapat 50 siswa peserta ujian dan dinyatakan lulus semua.

Terakhir adalah Madrasah Aliyah Negeri yang mendaftar sebanyak 427
siswa dan 1 siswa yang dinyatakan tidak lulus seperti berita kemarin,
hal itu dikarenakan meninggal dunia.

Namun meski sepi, aktivitas pesantren masih tetap seperti semula. Para
kyai tetap membuka pengajian untuk para santri yang tidak pulang
kampung. Di samping itu,banyak warga Buntet Pesantren yang juga
mengikuti pengajian juga dari warga sekitar kampung pesantren.

Namun bila malam hari, kesenyapan itu terasa. Misalnya di asrama Al
Firdaus dan asrama Al Markazi yang terletak persis di depan pelataran
masjid Pesantren terasa sekali jika malam hari sepinya. Padahal
hari-hari biasanya, tempat itu sangat ramai oleh lalu-lalang santri
baik yang pergi ke masjid maupun untuk keperluan mencari makanan.
(Ivan)

Buntet Makin Sepi "Nyanyep"

Buntet Makin Sepi "Nyanyep"

Posted by Unknown  |  at  11:07 AM


masjid Oleh: Ivan Suhrowardi
Kampung pesantren bernama Buntet Pesantren pada hari-hari biasa sungguh rame dipadati pelajar dan para santri selain oleh penduduka asli. Namun pada musim liburan ini, dimana para santri yang sekolah formal tengah menikmati liburan. Otomatis Buntet makin sepi dalam bahasa Buntet adalah "sepi nyanyep".




Hal ini menyusul masa liburan akhir setelah kemarin para pelajar
Tasanawiyah dan Aliyah mengikuti Ujian Nasional. Beberapa santri masih
tetap bertahan untuk tidak pulang kampung karena masih betah dan malas
untuk pulang kampung.

Berdasarkan data pelajar yang ikut ujian dan lulus, maka Buntet
Pesantren meluluskan hampir semuanya. Hanya beberapa yang tidak lulus
hal itu dikarenakan tidak mengikuti ujian formal (nasional) ada pula
yang gagal karena meninggal dunia, seperti pelajar Madrasah Aliyah
Negeri.

Redaksi telah mengumpulkan data Peserta pendaftar Ujian Nasional.
Untuku Madrasah Tsanwiyah NU Putra 1 terdapat 79 peserta yang ikut
ujian. Kemudian 2 murid tidak mengikuti ujian karena tersangkut
administrasi. Sedangkan yang satunya  meninggal dunia. Sehingga total
yang mengikuti ujian dan semuanya lulus ada 76 anak.

Madrasah Tsanawiyah Putra 2 ada 125 peserta yang mendaftar ujian dan
yang dinyatakan tidak ada 3 siswa karena tidak mau mengikuti ujian
Nasional. Semuanya lulus 100%.

Adapun Madrasah Tsanwiyah Putri adalah 175 yang mendaftar dan hanya
satu siswi yang tidak lulus. Hal ini karena meninggal dunia.

Madrasah Aliyah NU Putra yang mendaftar sebanyak 63 siswa dan
dinyatakan lulus semuanya. Sementara Madrasah Aliyah Putri yang
mendaftar terdapat 50 siswa peserta ujian dan dinyatakan lulus semua.

Terakhir adalah Madrasah Aliyah Negeri yang mendaftar sebanyak 427
siswa dan 1 siswa yang dinyatakan tidak lulus seperti berita kemarin,
hal itu dikarenakan meninggal dunia.

Namun meski sepi, aktivitas pesantren masih tetap seperti semula. Para
kyai tetap membuka pengajian untuk para santri yang tidak pulang
kampung. Di samping itu,banyak warga Buntet Pesantren yang juga
mengikuti pengajian juga dari warga sekitar kampung pesantren.

Namun bila malam hari, kesenyapan itu terasa. Misalnya di asrama Al
Firdaus dan asrama Al Markazi yang terletak persis di depan pelataran
masjid Pesantren terasa sekali jika malam hari sepinya. Padahal
hari-hari biasanya, tempat itu sangat ramai oleh lalu-lalang santri
baik yang pergi ke masjid maupun untuk keperluan mencari makanan.
(Ivan)

Keraton Kacirebonan Gelar Festival Santri

Keraton Kacirebonan Gelar Festival Santri

Posted by Unknown  |  at  6:53 AM



Hari Selasa kamrin, di alun-alun Keraton Kacirebonan ramai sekali dipadati oleh para siswa-siswi di Cirebon dari berbagai
sekolah tingkat TK, SD dan SMP. Mereka dalam rangka  mengikuti Pawai Taaruf.  Merupakan rangkaian acara Festival Santri memperingati 200 tahun Keraton Kacirebonan.




Seikitar pukul 07.00 WIB pawai dimulai dan mengambil tempat di Alun-alun Kasepuhan. Mereka menampilkan
berbagai kreasi seni dengan beragam pakai hingga finish di Keraton
Kacirebonan.

Darnata, Ketua Panitia mengatakan bahwa acara itu digelar dalam memperingati 200 tahun Keraton Kacirebonan.

"Festival Santri ini digelar sebagai ajang silaturahmi santri-santri di Cirebon," ucapnya.

Selain
diisi dengan Pawai Taaruf, Festival Santri juga dimeriahkan dengan
beragam acara pentas seni dan lomba-lomba. Acara tersebut dijadwalkan
akan berlangsung hingga pukul 15.00 WID di Keraton Kacirebonan.


Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top