Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Forsila BPC Jakarta Raya Bekali Santri Buntet Pesantren

Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Forsila BPC Jakarta Raya Bekali Santri Buntet Pesantren

Posted by Unknown  |  at  7:18 AM

Tak kurang dari 500 santri ikuti seminar ekonomi yang diselenggarakan Forsila BPC Jakarta Raya di aula MANU Putra Buntet Pesantren. (31/1).
“Acara ini berawal dari obrolan pada kajian mingguan. Berkat niat dan tekad akhirnya acara ini dapat terlaksana. Ini juga merupakan wujud khidmat kami sebagai alumni terhadap almamater sendiri”, ucap Ahmad Fabi Kriyan Ardani, ketua umum Forsila BPC Jakarta Raya pada sambutannya.
Seminar yang bertemakan “membangun santri menjadi bangsa yang kompetitif dalam menghadapi pasar bebas ASEAN” ini diisi oleh K.H. Fahad A. Sadat, S.E., M.E.Sy. Beliau selain seorang kiai dan kepala SMK NU Mekanika Buntet Pesantren, juga sebagai pakar ekonomi syariah. Beliau banyak membahas bagaimana kesepakatan yang terjadi dan apa dampak bagi Indonesia atas adanya kesepakatan ini.
Selain itu, seminar ini juga menghadirkan Forsilawan –sebutan untuk anggota Forsila- Akhmad Ali Hasyim, S.Pd, seorang senior Forsila BPC Jakarta Raya yang kini tengah menyusun tesis s2 di pascasarjana FISIP Universitas Indonesia. Beliau berbicara bagaimana santri harus bertindak menghadapi ini dengan sejarah bagaimana santri dahulu sebagai tolok ukurnya.
Acara seminar ini juga diisi dengan training motivasi oleh kandidat doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, forsilawan M. Sofi Mubarok, S.S.I, M.H.I., seorang alumni MAN Buntet Pesantren yang sejak strata satu hingga strata tiga menerima beasiswa. Beliau memberikan pemahaman bagaimana pentingnya belajar dan berpikir. “dengan seringnya kita berpikir, maka akan timbul pemaham dan pikiran-pikiran baru”, ucap beliau setelah melakukan permainan sebagai analoginya.
Acara ini ditutup dengan pembagian doorprize, pengumuman dan pembagian hadiah perlombaan yang telah dilangsungkan sebelumnya, 21-29 Januari meliputi lomba menulis puisi, cerpen, dan opini. Selain itu juga lomba Miss Forsila dan turnamen futsal yang diikuti oleh santri Buntet Pesantren.

Acara ini didukung oleh IKAPB sebagai organisasi yang menaungi seluruh santri Buntet Pesantren dan juga didukung oleh organisasi alumni serupa yang seluruh anggotanya berdomisili di Semarang, Formasi BPC Semarang. Bersama Formasi BPC Semarang juga, Forsila BPC Jakarta Raya memberikan informasi tentang dunia kampus yang berada di wilayah Jabodetabek dan Semarang kepada seluruh siswa kelas XII Aliyah se-derajat di Buntet Pesantren (28-31/1).

Lebaran Anak Yatim

Lebaran Anak Yatim

Posted by Unknown  |  at  8:59 PM


Bersama Bogor Motor Classic (BOMSIC) dan Anak Nongkrong Komunitas Amal (ANKA), Forum Silaturrahim Buntet Pesantren Cirebon (Forsila BPC) Jakarta Raya turut serta menyelenggarakan acara Lebaran Anak Yatim di Pondok Pesantren Yatim dan Dhuafa Madinaturrahmah, Pamijahan, Bogor (9/11/14).
Acara yang didasarkan pada kecintaan Nabi Muhammad SAW pada anak Yatim ini diikuti oleh lebih dari 500 anak Yatim se-Kabupaten Bogor dengan diisi berbagai kegiatan menarik yang diikuti oleh wajah-wajah lucu nan ceria khas anak-anak.

Seusai maulidan sebagai pembukaan acara sebelum rangkaian acara lainnya dilaksanakan, para anak yatim tersebut dipersilakan untuk memilih kegiatan yang telah digelar oleh Forsila, BOMSIC, ANKA, dan Posko Merah Putih.

Forsila menyelenggarakan lomba adzan dan lomba mewarnai lafaz Jalalah dan Muhammad. ANKA juga menyelenggarakan beberapa perlombaan. Selain itu, ada out bound yang disiapkan dan dipandu oleh Tim Posko Merah Putih. BOMSIC mengadakan konvoi keliling dengan motor-motor classic. Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor pula ikut nongkrong bareng.

Anak-anak Yatim terlihat  begitu antusias memilih dan mengikuti aneka kegiatan. Ada yang bahkan sangat termotivasi hingga ikut dua perlombaan/kegiatan sekaligus. Acara ini juga dihibur dengan dua penari jaipong cilik. Setelah itu, ditutup dengan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba, pembagian uang santunan kepada seluruh anak yatim, dan sesi foto bersama.

“Ini ala kadarnya dari kami, Bu. Tolong disampaikan kepada anak-anak. Semoga berkah dan manfaat. Titip mereka, Bu”, ucap Muhammad Syakir Ni’amillah, sekretaris umum Forsila BPC, saat memberikan amplop berisi santunan kepada koordinator anak yatim dari salah satu kampung.


Sebelumnya, Forsila BPC menggalang dana dengan meminta bantuan dari tamu-tamu wisudawan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta saat wisuda ke-94. Pula pada acara Indonesia International Book Fair, Senayan pada minggu lalu. Selain itu, Forsila BPC juga berjualan gorengan untuk sedikit menambah dana. Beberapa anggota yang tidak dapat terlibat langsung juga memberikan bantuan berupa finansial yang tentunya sangat membantu terlaksananya acara tersebut.

IKPB Adakan Workshop Pendidikan Anti Korupsi dan Pendidikan HAM

IKPB Adakan Workshop Pendidikan Anti Korupsi dan Pendidikan HAM

Posted by Unknown  |  at  7:57 PM


Buntet Pesantren- Bertempat di Aula Guest House, Kantor YLPI Buntet Pesantren, Jumat (7/11/14), IKAPB Buntet Pesantren bekerjasama dengan SOFI INSTITUTE menyelenggarakan Workshop Pendidikan Anti Korupsi dan Pendidikan HAM dengan pemateri dari Tim Mata Muda.
 “Mengingat maraknya kasus korupsi dan HAM yang tengah berlangsung hingga kini, pesantren khususnya IKPB yang tujuan didirikannya untuk mengurusi hal-ihwal kegiatan santri (khususnya) merasa perlu membentengi para santri dan siswa yang berada di lingkungan Buntet Pesantren. Dengan kegiatan ini, semoga para santri dan siswa memahami betul bahwa korupsi merugikan semua pihak, termasuk dirinya sendiri sebagai pelakunya”, Ungkap ketua Umum IKPB, Muhammad Majdi (24).
“Selain itu, HAM yang juga seringkali menjadi isu nasional ini perlu juga diketahui oleh kaum para pelajar yang menghuni pondo pesantren ini. Kita tidak boleh acuh atau buta akan hal-hal demikian”, lanjutnya.
Meski menyita cukup banyak waktu, kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan di Buntet Pesantren ini diikuti dengan sangat antusias dan penuh semangat oleh para delegasi Santri Pondok Buntet Pesantren dan siswa-siswi dari sekolah-sekolah di sekitar Buntet Pesantren. Acara yang diadakan di hari libur yaitu Jum'at dengan dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai 15.30 WIB ini tidak mengurangi antusiasme para peserta yang (pastinya) akan berdampak positif ke depan bagi mereka.
“Acara ini dilaksanakan sebagai bukti bahwa santri dan siswa-siswi di kecamatan Astanajapura Cirebon, juga bisa mengungkapkan aspirasinya mengenai kasus korupsi yang sedang hangat diperbincangkan.”ujar Muhammad Abu Dzar Al-Ghiffari selaku ketua pelaksana. (ANM) “Dengan mengikuti kegiatan ini, saya dan teman-teman jadi paham bahwa pemuda juga bisa ikut mengawal program pemerintah dengan mencari tahu informasi yang berkembang di daerahnya”, ungkap salah satu peserta, Budiyanto.


FORSILA BPC Jakarta Raya Selenggarakan Masa Keakraban 2014

FORSILA BPC Jakarta Raya Selenggarakan Masa Keakraban 2014

Posted by Unknown  |  at  6:16 PM

Masa keakraban merupakan agenda tahunan Forsila BPC Jakarta Raya yang pada tahun ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Yatim dan Dhuafa Madinaturrahmah, Gunung Picung, Pamijahan, Bogor, pada hari jumat sampai minggu, 17-19 Oktober 2014.

Acara yang diketuai oleh Forsilawan (sebutan untuk anggota Forsila BPC) Ade Syamsul Falah ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai daerah di wilayah Jabodetabek dengan diisi materi keForsilaan yang dinarasumberi Forsilawan Muhammad Zaim Nugroho, S.Sos.I (salah seorang pendiri Forsila BPC), materi teknik persidangan yang dinarasumberi Forsilawan Zamakhsyari, materi peran alumni Buntet Pesantren di tengah masyarakat oleh K.H. Kabain, Motivasi oleh Forsilawan Faisal Hilmi, seorang pembicara kelas internasional.

“Jadilah perwira, dan kapalnya adalah Forsila”, begitu pesan K.H. Kabain kepada seluruh peserta dan panitia untuk memberikan semangat berkhidmat kepada para kiai dengan menunjukkan eksistensi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk umat pada saat penyampaian materi tentang peranan alumni Buntet Pesantren di tengah masyarakat.

Pagi seusai jamaah subuh, tahlil dan debat tentang fenomena "jilboobs" menjadi penghangat suasana pagi kaki Gunung Salak yang dingin. Tengah malam minggu diisi dengan  evaluasi dari materi-materi yang telah disampaikan hingga menjelang subuh. Sebagai penghangat seusai merasakan dingin yang menusuk tulang, panitia menghadirkan api unggun.

Pada hari terakhir, acara dipenuhi dengan permainan yang mengandung unsur-unsur kepemimpinan, keorganisasian, dan pemecahan masalah. Sehingga, para peserta tidak merasa bosan dengan materi. Kemasan materi model seperti ini yang harus terus dan perlu dikembangkan oleh panitia dan pembicara.

 “Sekali santri, tetaplah santri. Walau sudah keluar dari pondok, label santri akan terbawa sampai mati. Apabila lepas lebel santrinya, maka hancurlah ilmu agama yang selama ini kita pelajari. Santri adalah matahari atau cahaya buat dirinya, keluarganya dan lingkungannya.”, tulis pengasuh Kiai yang juga pengajar di Kepolisian Bogor ini dalam status facebooknya.

“Manfaat ilmu terletak dari keberkahan. Dan keberkahan didapat selama santri masih mencintai gurunya dan pesantrennya. Bukan kehebatan ilmu yang membuat seorang santri menjadi hebat. Tetapi, bagaimana santri tersebut menghormati ilmu dan yang mengajarkan ilmu serta yang memiliki ilmu tersebut”, lanjut beliau.

Acara yang bertemakan “Menjaga Akidah, Mempererat Ukhuwah” ini ditutup dengan pembaiatan yang dipimpin oleh Forsilawan Zamakhsyari, penyematan penghargaan kepada Forsilawan Ahmad Subhan Ainurrofiq sebagai peserta terbaik, berkat kebijaksanaannya dalam memimpin simulasi sidang yang diricuhkan oleh sebagian peserta dan panitia, serta pemberian santunan kepada para santri yang menghuni Pondok Pesantren Madinaturrahmah sebagai wujud terimakasih atas kesediaannya menerima dan menyambut baik acara tersebut.

“Kami berharap tidak cukup sampai di sini. Tapi, perjuangan bersama untuk senantiasa berkhidmat dan menjunjung tinggi nama besar Buntet Pesantren itulah yang kami tunggu di Forsila”, ujar ketua umum Forsila, Ahmad Fabi Kriyan Ardani menutup acara tahunan itu.

IKAPB Jadi Terbaik Kedua Lomba Adzan Pitu Keraton Kasepuhan

IKAPB Jadi Terbaik Kedua Lomba Adzan Pitu Keraton Kasepuhan

Posted by Unknown  |  at  9:00 PM


M. Majdi, Ketua IKAPB bersama para juara dan Sultan Kasepuhan
Pengurus Ikatan Keluarga Asrama-Asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) berhasil menjadi terbaik kedua dalam lomba Adzan Pitu yang digelar dalam rangka Festival Seni Budaya Pesisiran dan Haul Sunan Gunung Jati ke-461 di Langgar Agung Keraton Kasepuhan pada hari selasa lalu, 7 Oktober 2014.


Tim yang beranggotakan Muhammad Majdi, Ahmad Irsyad, Jamaluddin Husein, Muhammad Fajrul Falah, Muhammad Abudzar, Alfian Noor Muhammad, dan Ahmad Fasya dengan dibantu M. Akmal Abbas Selaatmaja sebagai official ini berhasil menyisihkan delapan tim lain meski tanpa persiapan yang cukup matang.

“Bahagia dan bangga karena inilah debut pertama IKAPB setelah kepengurusan yang baru dilantik bulan lalu”, ujar Ketua IKAPB, Muhammad Majdi setelah menerima penghargaan dari Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, PRA. Arif Natadiningrat di halaman Masjid Sang Cipta Rasa.
M. Majdi saat menerima tropi dan hadiah dari Sultan kasepuhan
“Semoga ke depan lebih baik lagi dan lebih banyak lagi prestasi yang diraih”, lanjutnya.

Selain menyelenggarakan lomba Azan Pitu, Festival Seni Budaya Pesisiran dan Haul Sunan Gunung Jati ke-461 yang digelar di Keraton Kasepuhan ini juga menyelenggarakan lomba mewarnai dan lomba fotografi.

Selamat untuk Pengurus IKAPB, prestasi kalian menjadi kebahagiaan dan kebanggaan bagi kami juga.

PEKERJAAN PARA KYAI

PEKERJAAN PARA KYAI

Posted by Unknown  |  at  12:21 AM

“Setiap orang punya maqam. Dan dalam setiap maqam, skala prioritas amalnya berbeda dari maqam lainnya,” ujar Kyai Bisri Mustofa.
Bagi orang yang maqamnya ‘alim, yaitu telah (relatif) sempurna pengetahuannya tentang (syariat) agama, mengajar adalah amal paling utama baginya. Yang maqomnya muta’allim (pelajar): ya belajar. Yang maqomnya mutaharrif, yaitu orang yang mempunyai tanggungan nafkah tapi tidak bisa memperoleh penghasilan kecuali dengan bekerja setiap harinya, bekerja (mencari nafkah) adalah amal paling utama baginya.
Pada mulanya, Kyai Ma’shum rahimahullah, ayahanda Kyai Ali Ma’shum, berdagang secara berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya, dengan jadwal yang tetap. Demikian dikisahkan dalam buku biografi beliau, karya M. Luthfi Thomafi. Diantara langganannya adalah pasar-pasar di Cirebon, Demak dan Jombang. Di setiap kota itu Kyai Ma’shum membagi waktu. Usai berdagang di pasar, sejumlah santri telah menunggunya di masjid, untuk memperoleh pengajaran berbagai kitab darinya.
Bertahun-tahun beliau menekuni pola kegiatan itu, dengan maksud menjaga keseimbangan antara mencari nafkah dan mengajarkan ilmu. Sampai akhirnya Kanjeng Nabi Muhammad Saw. datang di salah satu mimpinya dan memerintahkannya berhenti berdagang untuk kemudian membangun pesantren dan mengkhususkan diri dengan mengajarkan ilmu saja. Kyai Ma’shum patuh. Pesantren dibangunnya di Desa Soditan, Lasem, kemudian berhenti berdagang sama sekali dan menghabiskan seluruh waktunya untuk mengajar.
Ada lagi, Kyai Abdul Wahab Husain rahimahullah yang sudah punya tanggungan santri yang cukup banyak di pesantrennya di Desa Kauman, Sulang, Rembang. Tapi Kyai Wahab tetap menekuni pekerjaannya sebagai polangan (pedagang) kambing. Menjelajahi desa-desa untuk membeli kambing-kambing petani adalah pekerjaan beliau sehari-hari. Pada hari pasaran, sendiri pula beliau menggiring kambing-kambing itu ke pasar hewan.
Hari itu, dengan topi laken khas polangan dan pecut di tangan, Kyai Wahab menggiring kambing-kambingnya menyusuri jalan raya. Susah payah ia jaga agar kambing-kambing itu tidak melantur terlalu ke tengah, walaupun jalan raya agak sepi. Tiba-tiba sebuah mobil yang berjalan lambat-lambat dari arah belakang melintasinya. Kurang ajarnya, mobil itu malah sengaja menerjang barisan kambing-kambingnya sehingga kocar-kacir tak karuan. Sudah tentu Kyai Wahab kaget, kelabakan dan berang bukan alang kepalang! Apalagi mobil itu malah lantas berhenti tidak jauh darinya, seolah menantang!
Di kursi belakang terlihat ada seorang penumpang, tapi kurang jelas karena kacanya gelap. Kyai Wahab yang jadhug lagi berangasan tak memperdulikan lagi kambing-kambingnya. Dengan penuh amarah ia hampiri jendela di samping penumpang itu. Ia yakin, itu boss, yang punya mobil. Digebraknya atap mobil dengan garang, sekalian melampiaskan kekesalan. Kaca jendela diturunkan, dan sebuah kepala melongok keluar. Bukan main kagetnya Kyai Wahab, ternyata orang itu adalah Kyai Bisri Mushtofa, gurunya sendiri!
“Sudah jadi kyai, punya pondok, kok santrinya ditinggal polangan wedhus. Pulang sana!” kata Kyai Bisri.

Best FM Menjadi The Best dalam Lomba KPK RI

Best FM Menjadi The Best dalam Lomba KPK RI

Posted by Unknown  |  at  6:48 PM

Foto: Selamat, Radio Komunitas Buntet Pesantren meraih juara 1 pada lomba feature audio yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Anugerah diberikan di Kota Tua, Ahad (17/8). cc Sobih Adnan, KH Husein Muhammad, Marzuki Wahid, Mahrus EL-Mawa  http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,46-id,53895-lang,id-c,pesantren-t,Radio+Komunitas+Pesantren+Buntet+Juara+I+Lomba+KPK+RI-.phpx

Radio Komunitas (Rakom) Buntet Pesantren (Best FM) meraih peringkat juara 1 dalam lomba pembuatan feature berbentuk audio yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi Repubik Indonesia (KPK RI) bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).

Penyerahan hadiah lomba bertema "Anti Korupsi" tersebut dilakukan dalam acara peluncuran Kanal TV KPK RI sekaligus peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Kota Tua, Jakarta, Ahad (17/8).

Ketua Rakom Best FM, Ahmad Rovahan mengatakan, pihaknya sangat bangga karena peringkat pertama lomba tingkat nasional ini justru bisa diraih radio yang diinisiasi kalangan pesantren. Ia berharap, penghargaan ini bisa dijadikan penyemangat untuk berkarya lebih baik lagi.

“Alhamdulillah, semua ini tak lain merupakan bukti keberkahan pesantren.  Semoga dengan penghargaan ini kami bisa berkarya lebih baik,” ungkap Rovahan yang dihubungi per telepon oleh NU Online.

Dalam perlombaan yang diikuti oleh ratusan Rakom se-Indonesia ini, Best FM menyajikan sebuah iklan layanan masyarakat (ILM) berbentuk feature tentang betapa terbukanya prinsip pelaporan keuangan publik yang dilakukan oleh para pengurus masjid. 

Karya dengan judul “Belajar Jujur dari Para Pengurus Masjid” ini berisi sebuah wawancara tentang gambaran pengumuman pemasukan anggaran yang biasa dilakukan oleh pengurus masjid sebelum Salat Jumat dilaksanakan.

“Mulanya menurut kami sangat unik, para pengurus masjid itu sudah melakukan prinsip keterbukaan anggaran publik jauh sebelum lembaga-lembaga seperi KPK dan lainnya berdiri. Mengapa tradisi pengumuman pemasukan anggaran yang biasanya dilakukan sebelum Salat Jumat ini diteladani oleh pihak lain?” katanya.

Meskipun, lanjut Rovahan, keteladanan para pengurus masjid tersebut tidak mesti ditiru secara teknis. Tapi kesemangatan untuk terbuka dalam bidang keuangan yang bersumber dari masyarakat ini dilakukan dengan penuh sungguh-sungguh dan terperinci.

“Dalam feature audio ini juga saya angkat wawancara tentang kejadian di salah satu masjid, pengurus mengumumkan nominal anggaran yang masuk secara terperinci, semisal lima juta ditambah dua dollar Singapura. Bukan hanya nominal loh, tapi jenisnya juga terperinci,” jelas Rovahan.

Selain secara terbuka dan terperinci, menurut Rovahan, prinsip anti korupsi ini juga perlu ditopang oleh penghayatan ajaran agama yang kuat, oleh karenanya, pesantren juga merasa penting untuk terlibat secara langsung dalam kampanye anti korupsi di Indonesia.

Selain Best FM sebagai juara 1, perlombaan ini juga menetapkan tiga rakom lain sebagai juara peringkat selanjutnya, antara lain Taraktak FM Sumatera Barat, Wijaya FM Yogyakarta dan K-FM Magelang. Pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa peralatan siar radio yang diserahkan langsung para Pimpinan KPK diantaranya Ketua KPK Abraham Samad, Bambang Widjayanto, Adnan Pandu Praja, dan Juru Bicara KPK Johan Budi

Selamat dan turut bangga atas hasil yang dicapai oleh radio komunitas kita. Semoga ini menjadi pemacu dan pemicu untuk mengejar prestasi-prestasi berikutnya.

Disarikan dari NU Online

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top