Guru Belum Terapkan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di sekolah umum masih belum diterapkan secara menyeluruh/efektif. Hal itu tidak terlepas dari peran guru bimbingan dan penyuluhan (BP). Bentuk pendidikan itu berupa konseling oleh guru BP sehingga belum menyentuh secara optimal dalam kurikulum. Hal tersebut sulit dimungkiri, karena guru BP memang tidak bisa meraih semuanya sehari-hari di sekolah. Istilahnya, kalau ada masalah datang, kalau tidak, ya, tidak.Selain itu, tidak jarang keberadaan guru BP dirangkap oleh guru mata pelajaran. Akhirnya, konsep pendidikan karakter sampai sejauh ini tidak pernah optimal.
"Mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata".
-- Anita Lie/Praktisi Pendidikan
"Padahal seharusnya semua guru bisa menerapkan pendidikan karakter itu, tetapi mereka harus bisa meneguhkan dulu, bahwa di kelas itu mereka juga mendidik, bukan cuma mengajar," ujar praktisi pendidikan, Dr Anita Lie, di Jakarta, Jumat (15/1/12010), seperti di kutip kompas.com
Anita mengatakan, untuk menerapkan pendidikan karakter seluruh sekolah harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di sekolahnya. Unsur-unsur pengembangan karakter itu pun harus diintegrasikan di semua mata pelajaran.
"Masalahnya, mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata," ujarnya.
Pesantren
Dari pendapat dan uraian ahli pendidikan di atas terungkap bahwa ketergantungan kepada personal guru BP sangat besar. Peran guru lain yang sebenarnya berpotensi mengajar morality, tidak dapat berperan banyak.
Padahal jiga Kenapa guru agama tidak bisa berperan banyak, hal ini tidak lain karena apa yang diajarkan di sekolah berupa how to know "agama" bkan Untunglah pesantren masih tetap setia menerapkan pendidikan perilaku. bahkan pendidikan karakter ini berlangsung sedara "long life education" ketika santri-santri berada di pondok pesantren.
0 comments: