MAKNA SANTRI

Posted by Unknown  |  at  11:47 PM

Oleh : Mariyah Ulfah
Umumnya kata santri diidentikkan bagi seseorang yang tinggal di pondok pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab-kitab salaf atau kitab kuning,dengan tubuh dibungkussarung,peci, serta pakaian kokomenjadi pelengkap ataumenambah ciri khas tersendiri bagi mereka. Asal-usul kata santri sendiri menurut Nur Kholis Majid sekurang kurangnya ada 2 pendapat yang dapat di jadikan bahan acuhan. Pertama, berasal dari bahasa sangsekerta, yaitu "sastri", yang berarti orang yang melek huruf. Kedua, berasal dari bahasa jawa, yaitu "cantrik", yang berarti seseorang yang mengikuti kiai di mana pun ia pergi dan menetap untuk menguasai suatu keahlian tersendiri.
Berbeda menurut Dr. KH. MA. Sahal Mahfud yang justru kata santri dijadikan menjadi bahasa Arab, yaitu dari kata "santaro", yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik kata santri tersebut yang mempunyai 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra'), KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandegelang - Banten, mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia. Adapun 4 huruf tersebut yaitu : Sin. Yang artinya "satrul al aurah" (menutup aurat) sebagaimana selayaknya kaum santri yang mempunyai ciri khas dengan sarung, peci, pakaian koko, dan sandal ala kadarnya sudah barang tentu bisa masuk dalam golongan huruf sin ini, yaitu menutup aurat. Namun pengertian menutup aurat di sini mempunyai 2 pengertian yang keduanya saling ta'aluq atau berhubungan. Yaitu menutup aurat secara tampak oleh mata (dhahiri) dan yang tersirat atau tidak tampak (bathini). Menutup aurat secara dhahiri gambarannya susuai dengan gambaran yang telah ada menurut syari'at Islam. Mulai dari pusar sampai lutut bagi pria dan seluruh tubuh kecuali tangan dan wajah bagi wanita. Gambaran tersebut merupakan gambaran yang sudah tersurat atau aturan aturan yang sudah jelas dalam syari'at. Namun satu sisi yang kaitannya makna yang tersirat (bathini) terlebih dahulu kita harus mengetahui apa sebenarnya tujuan dari perintah menutup aurat. Manusia sebagai mahluk yang mulia yang diberikan nilai lebih oleh Allah berupa akal menjadikan posisi manusia sebagai mahluk yang sempurna.
dibandingkan yang lain. Dengan akal tersebutlah akan terbentuk suatu custom atau habitual yang tentu akan dibarengi dengan budi dan naluri, yang nantinya manusia akan mempunyai rasa malu jikalau dalam perjalanannya tidak sesuai dengan rel–rel yang telah di tentukan oleh agama dan habitual action atau hukum adab setempat.
Yang kaitannya dengan hal ini, tujuan utama manusia menutup aurat tak lain adalah menutupi kemaluan yang dianggap fital yang berharga. Andaikata manusia sudah tidak dapat lagi menutup kemaluannya yang fital dan berharga itu, berarti sudah dapat ditanyakan kemanusiaannya antara manusia dan mahluk yang lain semisal hewan. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana manusia menutupi dan mempunyai rasa malu dalam hal sifat dan perilaku secara dhahiri atau bathini. Sebagimana disinggung dalam salah satu hadits : "Alhaya' minal iman", malu sebagian dari iman. Tentunya hal ini sudah jelas betapa besar pengaruhnya haya' atau malu dalam kacamata religius (agama) maupun sosial kemasyarakatan. Nun. Yang berarti "na'ibul ulama" (wakil dari ulama). Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : "al ulama waratsatul anbiya' (ulama adalah pewaris nabi). Rasul adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi. Tentunya di harapakan seorang ulama mempunyai kepekaan kepekaan sosial yang tahu atas problematika dan perkembangan serta tuntutan zaman akibat arus globalisasi dan modernisasi, serta dapat menyelesaikannya dengan arif dan bijak atas apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Kaitannya dengan na'ibul ulama seorang santri di tuntut mampu aktif, merespon, sekaligus mengikuti perkembangan masyarakat yang diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang bijak. Minimal dalam masyarakat kecil yang ada dalam pesantren. Sebagaimana yang kita tahu, pesantren merupakan sub-kultur dari masyarakat yang majemuk. Dan dengan didukung potensi yang dimiliki kaum santri itulah yang berfungsi sebagai modal dasar untuk memberikan suatu perubahan yang positif sesuai dengan yang di harapkan Islam. Ta'. Yang artinya "tarku al ma'shi" (meninggalkan kemaksiatan). 
Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari'at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari'at. Kaitannya hal tersebut yaitu seberapa jauh kaum santri mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan dan sejauh mana pula ia memegang hubungan hablum minallah dan hablum minannas, hubungan horizontal dan vertikal dengan sang khaliq dan sosial masyarakat. Karena tarku al ma'ashi tidak hanya mencakup pelanggaran-pelanggaran hukum yang telah ditetapkanNya, tetapi juga hubungan sosial dengan sesama mahluk, baik manusia ataupun yang lain. Ra'. Yang artinya "raisul ummah" (pemimpin ummat). Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lain. Manusia juga diangkat sebagai khalifatullah di atas bumi ini. Sebagaimana diterangkan dalam firmanNya "inni ja'ilun fil ardhi khalifah" (QS. Al-Baqarah : 30), yang artinya "Sesungguhnya aku ciptakan di muka bumi ini seorang pemimpin."
Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberianNya yang sangat mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini, khususnya ummat manusia. Selain itu pula peranan khalifah mempunyai fungsi ganda. Pertama, ibadatullah (beribadah kepada allah) baik secara individual maupun sosial, dimana sebagai mahluk sosial dalam komunitas berbangsa, ummat Islam juga dituntut memberikan manfaat kepada orang lain dalam kerangka ibadah sosial. Kedua, 'imaratul ardhi, yaitu membangun bumi dalam arti mengelola, mengembangkan, dan melestarikan semua yang ada. Jika hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan manusia itu hukumnya wajib. Maka melestarikan, mengembangkan, serta mengelola pun hukumnya wajib. Sebagaimana di jelaskan dalam salah satu kaidah fiqih; "ma la yatimmu bi hi wajib fahuwa wajib", sesuatu yang menjadikan kewajiban maka hukumnya pun wajib. Gambaran di atas merupakan suatu peran serta tanggung jawab seorang santri, dalam hal pengembangan. Di situlah diperlukan suatu mentalitas religius serta totalitas kesandaran, karena kaum santrilah yang dapat dijadikan harapan dalam mengembalikan konsep-konsep ajaran Islam dan di sini muncullah beberapa pertanyaan. Bagaimana keadaan dan perkembangan kita sebagai seorang santri? Sudah sesuaikah seperti gambaran di atas?Dan layakkah kita disebut sebagai santri? Dengan merubah diri kita dululah, maka kita akan dapat menghasilkan perubahan.
Versi lain Arti Santri condong kepada arti “kebaikan”. SANTRI dimaknai SA (sin sm alif)= SATIRUL UYUB (penutup kejelekan) N(nun)= Naibus Syuyukh (penerus ulama) T(ta')=Tarikul Ma’ashi (menjauhi larangan/maksiat) R(ro')=Roghibul Al khoirot (menyukai kabaikan) I(hamzah kasroh)= Ikhlasun fil 'amal (ihlas dalam beramal) ..semoga bermanfaat.

0 comments:

Pelantikan Kepala Madrasah di Lingkungan YLPI

Posted by Unknown  |  at  2:00 PM

Minggu, 24 Nivember 2013, Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren melantik Kepala-Kepala Madrasah di lingkungan Pondok Buntet Pesantren.

 Ada beberapa nama baru dan yang lainnya merupakan sosok Kepala Madrasah sebelumnya yang kembali diperpanjang masa baktinya, berikut nama-nama Kepala Madrasah di lingkungan YLPI Buntet Pesantren :

Tampak pada gambar para masyayikh, pengurus,dn Dewan Guru YLPI Buntet Pesantren

  1. Fahad A. Sadat, S.E., M.E.Sy., SMK NU Mekanika
  2. Drs. Aris Ni'matulloh MAF, M.Si, MANU Putri  
  3. Ade Nasihul Umam, Lc,MANU Putra 
  4. Drs. Buldan Fauzi, MTs NU Putra 2 
  5. Dra. Khisbiyah, MTs NU Putri 3 
  6. Ubaidillah, S.Pd.i,M.M.Pd
  7. Mutimmah 
  8. Wawan Shofwani, S.Hum 
  9. Pak Adi Akper 



0 comments:

KELEBIHAN MEMBACA BAET AQIDATUL AWAM

Posted by Unknown  |  at  9:47 PM

Diceritakan Dalam sebuah kitab JALAA-UL AFHAM FII SYARHI AQIIDATIL AWAM karangan syaikh ahmad al-marzuki al-maliki alhasani ketika Syech sayyid Ahmad Marzuki al-maliki al-hasani tidur, kemudian beliau bermimpi bertemu dengan Rosululloh saw dan para sahabatnya, dalam mimpi tersebut Rosululloh saw berkata kepada Syaikh Ahmad al marzuki “bacalah manzhuumatut- Tauhid (aqidatul awam)“

syaikh bertanya kpda Rasulullah saw. apa itu manzuumah at-tauhid yaa rosulallah ..??

maka Para sahabat menjawab ” Dengarkan saja apa yang akan Rosululloh saw ucapkan ” . Nabi Muhammad saw berkata ” Ucapkan..
أبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ والـرَّحْـمَنِ

Maka Syech Ahmad Marzukipun mengucapkan
أبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ والـرَّحْـمَنِ

Sampai dengan akhir Nadzhom yaitu
وَصُحُـفُ الـخَـلِيلِ وَالكَلِيمْ
فِيهَـا كَلامُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيمْ

Nabi Muhammad saw pada saat itu mendengarkan bacaan Syaikh Ahmad almarzuki, almaliki alhasani maka saat itupula Syaikh Ahmad al marzuki terbangun dari tidurnya dan Beliau baca apa apa yang terjadi dalam mimpinya, dan ternyata Nadzhom tersebut telah terekam rapi dari awal sampai akhir nadzhom.

1.dalam mimpi tersebut Rasulallah SAW.bersabda;barang siapa yang menghafalnya dia akan masuk surga, cita-citanya kan tercapai dan mendapatkan segala macam kebaikan yang sesuai dengan Al quran dan Sunnah. akan menjadi satu mata rantai bersama rasulullah dan para sahabat .”

stelah mreka membckan baet manzhuumah at-tauhid ini sambl berpngn tngan bersma rasullah dan para sahabat.maka nabi SAW.bersabda:
waffaqallaahu ta'aala limaa yardhiihi wa qobbala minka min dzaalika wa baaroka 'alaika wa 'alaalmukminiin, wa nafa'a bihaa al-'ibaad..AAMIIN..
membacanya minimal minimal 26 ba'et ,
berikut ini nazhomnya yg 26 baet.

أَبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالـرَّحْـمَنِ وَبِـالـرَّحِـيـْمِ دَائِـمِ اْلإِحْـسَانِ

فَالْـحَـمْـدُ ِللهِ الْـقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ اْلآخِـرِ الْـبَـاقِـيْ بِلاَ تَـحَـوُّلِ

ثُـمَّ الـصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَرْمَـدَ ا عَـلَـى الـنَّـبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَا

وَآلِهِ وَصَـحْـبِهِ وَمَـنْ تَـبِـعْ سَـبِـيْلَ دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُـبْـتَدِعْ

وَبَـعْـدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ مِنْ وَاجِـبٍ ِللهِ عِـشْرِيْنَ صِفَـهْ

فَـاللهُ مَـوْجُـوْدٌ قَـدِيْمٌ بَاقِـي مُخَـالِـفٌ لِلْـخَـلْقِ بِاْلإِطْـلاَقِ

وَقَـائِمٌ غَـنِـيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ قَـادِرٌ مُـرِيـْدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ

سَـمِـيْعٌ الْبَـصِيْـرُ والْمُتَكَلِـمُ لَهُ صِفَـاتٌ سَـبْـعَـةٌ تَـنْـتَظِمُ

فَـقُـدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَـمْـعٌ بَصَـرْ حَـيَـاةٌ الْـعِلْـمُ كَلاَمٌ اسْـتَمَرْ

وَ جَـائـِزٌ بِـفَـضْـلِهِ وَ عَدْلِهِ تَـرْكٌ لِـكُـلِّ مُمْـكِـنٍ كَفِعْلِهِ

أَرْسَـلَ أَنْـبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ بِالصِّـدْقِ وَالـتَّـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ

وَجَـائِزٌ فِي حَقِّـهِمْ مِنْ عَـرَضِ بِغَـيْـرِ نَقْصٍ كَخَفِيْفِ الْمَـرَضِ

عِصْـمَـتُهُمْ كَسَـائِرِ الْمَلاَئِـكَهْ وَاجِـبَـةٌ وَفَـاضَلُوا الْـمَـلاَئِكَهْ

وَالْـمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُـلِّ وَاجِبِ فَـاحْـفَظْ لِخَمْسِيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ

تَـفْصِيْـلُ خَمْسَةٍ وَعِشْرِيْـنَ لَزِمْ كُـلَّ مُـكَـلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ

هُمْ آدَمُ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدٌ مَـعْ صَالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُـلٌّ مُـتَّبَعْ

لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقٌ كَـذَا يَعْـقُوْبُ يُوْسُفٌ وَأَيـُّوْبُ احْتَذَى

شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْـيَسَعْ ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمانُ اتَّـبَـعْ

إلْـيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى عِـيْسَـى وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّا

عَلَـيْـهِـمُ الصَّـلاةُ والسَّـلامُ وآلِهِـمْ مـَـا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ

وَالْـمَـلَكُ الَّـذِي بِلاَ أَبٍ وَأُمْ لاَ أَكْـلَ لاَ شـُرْبَ وَلاَ نَوْمَ لَهُمْ

تَفْـصِـيْلُ عَشْرٍ مِنْهُمُ جِبْرِيْـلُ مِـيْـكَـالُ اِسْـرَافِيْلُ عِزْرَائِـيْلُ

مُـنْـكَرْ نَـكِـيْرٌ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا عَـتِـيْدُ مَالِكٌ وَرِضْوَانُ احْتـَذَى

أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ تَـفْصِيْـلُهَا تَـوْارَةُ مُـوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا

زَبُـوْرُ دَاوُدَ وَاِنْـجِـيْـلٌ عَلَى عِيْـسَى وَفُـرْقَانٌ عَلَى خَيْرِ الْمَـلاَ

وَصُحُـفُ الْـخَـلِيْلِ وَالْكَلِيْـمِ فِيْـهَـا كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيْـمِ

semoga kita semua bisa mengamalkannya,mendapatkan syafaa'atnya kelak baik syafa'at 'aammah maupun syafa'at khoosshoh
SHOLLUU 'ALAA AN-NABIIY
ALLAAHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN.
Nb.mhon mf jka ada kehilafan mhon diluruskn
semoga bermanfa'at.
refrnsi kitab Jala-ul afham,karangan sayyid ahmd marzuki almaliki alhasani ,Hal 11.


0 comments:

Santri-santri Buntet Berprestasi pada MTQ Kabupaten Cirebon 2013

Posted by Unknown  |  at  8:02 AM

Foto: Alhamdulillah berhasil menjadi Terbaik ketiga di ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Kabupaten Cirebon ke-42 cabang Murottal Qira'at Sab'ah Putra di Kecamatan Karang Sembung
M. Syakir Ni'amillah Imaduddin
Foto: ini dia sang Runner Up
Abu Dzar Al Ghifarri Khadzik

Prestasi gemilang diraih “Santri” Putra-putri Pondok Buntet Pesantren pada ajang MTQ Kabupaten Cirebon ke 42.

Bertempat di Alun-alun Karangsembung, Para Santri Buntet mengukir prestasi dengan menyabet gelar juara dari beberapa cabang.

Abu Dzar Al Ghifari dan M. Syakir Ni’amillah berturut-turut menjadi yang terbaik ke 2 dan ke 3 pada cabang Qiroat Sab’ah putra. Pada cabang Qiroat Sab’ah Putri, keponakan dari Kiai Abdul Matin (Pondok Almuwafi) yaitu Ismi Nur menjadi yang terbaik ke dua.

Foto
Panggung Utama MTQ Kab. Cirebon
Foto: Pawai peserta MTQ di siang Hari
Pawai Ta'aruf
Lalu nama M. Khadzik dan Wawan Shofwani, dua kakak beradik ini berurutan menjadi yang terbaik pada cabang Makalah Ilmiah Al Qur'an (M2IQ)

Dari cabang Syahril Qur'an baik Putra maupun Putri, juara 2 nya direbut oleh siswa MANU Putra dan MAN Buntet Pesantren

Menurut salah satu perwakilan Buntet yang meraih juara yaitu M. Syakir Ni'amillah, prestasi yang ditorehkan oleh "Putra-putri" Buntet Pesantren tidak lepas dari kegigihan Kiai Muhadditsirrifa'i atau yang lebih dikenal dengan Kang Haddits karena mayoritas peserta yang berasal dari Buntet Pesantren merupakan murid dari Kang Haddits

0 comments:

Santri Bernyanyi di Ponpes Al Mizan Ciborelang - Majalengka

Posted by Unknown  |  at  7:41 AM

Sabtu, 2 November 2013, Pondok Pesantren Al-Mizan, Ciborelang, Majalengka mengadakan acara yang bertajuk "Santri Menyanyi"
Acara yang diisi dengan kegiatan-kegiatan positif ini diawali dengan kelas sharingpendokumentasian oleh mas jojo.
Kata @CandraMalik Al-Mizan itu tempat PSK: Pusat Sop Kikil..hee
Candra Malik pada acara Ramah Tamah
Puas sharing tentang dokumentasi, para peserta yang kebanyakan adalah santri langsung mengikuti kelas woskshop penciptaan lagu yang langsung dibimbing oleh Candra Malik dan Doddy Katamsi, keduanya memang pakar di bidang penciptaan lagu. Candra Malik terkenal dengan "Fatwa Rindu"nya sedangkan Doddy Katamsi sudah malang melintang bertanggung jawab pada tes vokal di ajang-ajang bergengsi, diantaranya X Factor, Indonesian Idol, dan Akademi Fantasi Indosiar.
Sama Doel Sumbang
Kiai Maman bersama Doel Sumbang
Kegiatan ke3 dari acara yang diadakan maraton dari pagi sampai malam ini adalah kelas talkshow public speaking oleh Soni Bebek Sanjaya.
Para peserta juga diikutkan dalam kelas Sharing Manajemen Pertunjkan oleh Rony Urban dan Tim Atap.
Foto: Bareng doddy katamsi.....
Sebagian perwakilan Buntet bersama Doddy Katamsi
Puncak acara diadakan di malam hari sekaligus penutup dari rangkaian acara "Santri Bernyanyi". Pentas seni yang di buka langsung oleh tuan rumah, yaitu Kiai Maman Imanulhaq  menjadi sajian inti dari "Santri Bernyanyi". Pada pentas seni sendiri selain menampilkan kreasi seni dari para peserta,juga dimeriahkan oleh Doel Sumbang, Candra Malik, dan Doddy Katamsi.
Selain diikuti oleh santri-santri perwakilan dari beberapa pesantren, peserta juga ada yang merupakan perwakilan dari komunitas penggemar Iwan Fals atau OI, Slanker, dan Komunitas Anjat (Anak Jalanan Jatiwangi) serta dari radio-radio komunitas.


Foto bersama Kiai Maman Imanulhaq
Santri yang mewakili Pondok Buntet Pesantren dan Radio Komunitas Best FM yaitu A.Dihya Hadi S, A. Subhan, M. Dzia Ulhaq, A. Fasya Al Fayad, Basmah Nisfina, Faisal Mujahid, dan Hamidah Nurul A menuturkan banyak manfaat yang mereka dapatkan dari acara tersebut, mereka diajarkan bahwa dakwah atau syi'ar islam juga bisa dilakukan melalui lirik-lirik lagu yang digubah sedemikian rupa. Mereka juga merasakan bahwa santri memang harus tampil menunjukkan kreatifitas dan ketrampilannya. Selain itu mereka juga masih mengingat dengan jelas ketika Kiai Maman Imanulhaq menyampaikan "Saat intelektual, pergerakan, politisi buntu, Santri bernyanyi, Kyai segarkan hati".

2 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top