Alnor: Cahaya Islam di Puncak Bola Dunia
Kota Tromsø merupakan kota terbesar di wilayah paling utara Norwegia. Kota ini terkenal sebagai salah satu kota pariwisata di Norwegia karena mempunyai beberapa daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, khususnya karena letak geografisnya yang berada di Arctic Circle atau sekitar 2000 km dari kutub utara. Di musim dingin kota Tromsø merupakan salah satu lokasi terbaik untuk mengamati Aurora Borealis (Northern Light), sementara di puncak musim panas khususnya di bulan Juli, ia dibanjiri wisatawan mancanegara yang ingin menikmati indahnya Midnight Sun, saat matahari bersinar 24 jam sehari di wilayah ini.
Per 1 Januari 2009 tercatat penduduk kota Tromsø
berjumlah 66.513 jiwa dan sekitar 800 orang dari jumlah tersebut adalah
umat muslim. Dengan jumlah penduduk muslim yang terus bertambah,
keberadaan masjid tidak hanya sebatas sebagai rumah ibadah, tapi juga
pusat kegiatan dakwah keislaman di kota yang mayoritas penduduknya
adalah umat kristiani ini. ”Alnor Senter ” kiranya menjadi jawaban akan kebutuhan ini.
Alnor Senter memang tidak menggunakan kata “masjid” sebagai
identitasnya. Namun demikian bangunan pusat kegiatan keislaman di kota
Tromso ini sejatinya adalah sebuah masjid. Sejak tahun 2006 Tromsø
Islamske Senter (Pusat Keislaman Tromsø) atau Masjid Al-Noor resmi
berada dalam pengelolaan badan berbentuk yayasan dengan nama ”Alnor”.
Keistimewaan Alnor tidak hanya karena lokasinya yang berada di wilayah
paling utara Norwegia. Yang lebih istimewa Alnor sangat aktif dalam
dakwah, rutin mengadakan kajian keislaman dan kegiatan sosial untuk
mendekatkan Islam dengan masyarakat setempat. Satu hal lagi yang
membuat penulis takjub atas kekuasaan Allah adalah bahwa sebagian dari
aktivis dan penggerak Alnor adalah para mualaf, yang baru kembali ke
fitrah Islam beberapa tahun terakhir. Namun semangat dan jihad mereka
sungguh membuat penulis salut.
Sholat Jamaah di Alnor Senter
Selama
kunjungan dua hari di kota Tromsø di akhir bulan Juni lalu,
alhamdulillah penulis dapat bersilaturrahim dengan para muslimah
aktivis “Alnor Senter”. Pada kesempatan pertama, penulis diundang untuk
hadir di forum kajian rutin yang diselenggarakan oleh para muslimah
mualaf. Di forum yang penuh rasa kekeluargaan dan keakraban ini kami
membahas tentang bahaya ghibah yang menjadi topik utama pada hari itu.
Sebagai pengantar, tuan rumah (seorang ibu muda yang baru dua tahun
menjadi muslimah) memberikan ulasan dan dalil-dalil tentang ghibah,
lalu dilanjutkan dengan diskusi, diselingi contoh-contoh kasus yang
ditemui sehari-hari dan bagaimana Islam menuntun muslimah untuk
menghadapinya.
Sungguh diskusi yang menarik, apalagi
dipandang dari pengalaman para mualaf yang di satu sisi berjuang
menghidupkan Islam secara kaffah dalam keseharian mereka dan di sisi
lain juga berhadapan dengan lingkungan masa lalu yang belum bisa
seratus persen menerima perobahan tersebut.
Polisi berjilbab pemandangan yang biasa terlihat di Inggris & Swedia
Sore
hari setelah pertemuan itu, dengan petunjuk peta penulis berjalan kaki
dari hotel tempat penulis menginap menuju masjid yang juga berlokasi di
pusat kota. Tak lebih sepuluh menit penulis telah berada di alamat yang
dituju. Karena memang belum masuk waktu shalat Maghrib, pintu masuk
masjid masih terkunci. Bukan hal yang ganjil bagi penulis bahwa di
kota-kota Norwegia masjid tidak terbuka 24 jam, namun hanya pada jadwal
tertentu, terutama saat waktu salat saja. Namun begitu di pintu masuk
penulis melihat terpampang nama dan nomor telepon yang dapat dihubungi
jika diperlukan.
Pusat kegiatan keislaman “Alnor Senter”
bukanlah satu bangunan megah, bahkan minus kubah seperti lazimnya
bangunan masjid. Dari luar bangunannya terlihat sangat sederhana,
merupakan bagian dari satu kompleks bangunan yang diantaranya merupakan
toko dan rumah tinggal. Letaknya pun tidak persis di pinggir jalan
utama, namun masuk sedikit ke dalam gang, di area pusat kota Tromsø. Di
dekat pintu masuk terpancang tiang yang menyangga lampu boks
bertuliskan “Alnor Senter”. Rupanya pintu di bagian depan itu khusus
untuk wanita. Dengan sebuah penunjuk arah, diinformasikan bahwa pintu
masuk untuk laki-laki berada di bagian samping bangunan.
Hari kedua dan juga hari terakhir kunjungan penulis di Tromsø
bertepatan dengan hari Jumat. Karena itu penulis mengambil kesempatan
untuk dapat melakukan ibadah berjamaah di masjid. Rupanya sebelum
shalat Jumat ada pula forum belajar bahasa Arab bagi muslimah yang
dijadwalkan rutin setiap minggu. Shalat Jumat juga diikuti oleh banyak
jemaah wanita. Subhanallah! Bagian dalam “Alnor Senter” rupanya cukup
luas dan tertata rapi. Muslimin dan muslimah beraktifitas di ruang yang
terpisah. Di dekat pintu masuk wanita, selain ada tempat berwudhu juga
ada dapur yang bersih.
Ruang shalat wanita berada di area
paling dalam. Di depannya ada satu ruang yang berfungsi sebagai ruang
serbaguna, lengkap dengan kid’s corner yang ditata dengan selera khas
anak-anak. Manfaat kid’s corner ini agar anak-anak yang belum mengerti
ibadah dapat asyik bermain atau menggambar sementara orang tuanya
beribadah. Meja, kursi dan papan tulis besar melengkapi fungsi ruang
ini sebagai ruang belajar yang nyaman.
Meskipun terpisah
ruang shalat muslimin dan muslimah dihubungkan dengan jendela kecil
berhijab. Di sudut depan ruang shalat muslimah tergantung televisi
layar datar, sehingga jemaah dapat melihat dan mendengar imam dengan
jelas dengan bantuan pengeras suara. Al Quran dan buku-buku bacaan
serta perlengkapan shalat juga tersedia dalam jumlah yang memadai.
Seluruh lantai dilapisi karpet tebal yang bersih dan berwarna cerah.
Sungguh masjid yang dirawat dan ditata dengan sangat baik.
Langit diatas Kota Tromso, Alnor. Membentuk Aurora yg indah
Banyak
kegiatan lain yang diangkat oleh “Alnor Senter”. Tidak hanya kajian
keislaman dan belajar ilmu Al Quran, kelas keterampilan seperti kelas
menjahit bagi muslimah juga dikelola secara gratis oleh relawan Alnor.
Sebuah situs internet juga dibuat untuk mensosialisasikan tentang Alnor
kepada publik. Tak kalah penting pendidikan Islam bagi anak juga
menjadi agenda. Memang, tidak seperti kondisi di tanah air atau di
negara-negara muslim pada umumnya, pendidikan keislaman bagi anak-anak
adalah kebutuhan yang lebih primer di Norwegia ini, mengingat
sehari-hari anak-anak muslim bersekolah di sekolah umum dengan
lingkungan yang tidak Islami.
Kegiatan lain yang
diorganisir muslimah Alnor dan menurut penulis sangat layak untuk
dicontoh adalah suatu forum yang diberi nama Nettverkskafe (Network
Cafe). Forum ini dirancang sebagai forum pertemuan dan diskusi terbuka
bagi para wanita di kota Tromsø. Nettverkskafe tak hanya dibuka untuk
muslimah, namun yang tak kalah penting adalah untuk kalangan
non-muslim, agar semua dapat berinteraksi dan saling mengenal.
alam pertemuan yang diadakan sebulan sekali ini dihadirkan pembicara
utama yang merupakan nara sumber ahli sesuai dengan topik yang
diangkat. Dengan adanya forum ini diharapkan akan terjalin saling
pengertian dan pengenalan masyarakat akan Islam, sehingga hubungan baik
antara muslimah dan masyarakat luar dapat dibangun.
Pada
bulan Juni lalu “Alnor Senter” berhasil mengangkat satu even besar
dengan mendatangkan ulama asal Amerika: Syeikh Yusuf Estes ke daratan
Skandinavia. Selama beberapa minggu Syeikh Yusuf Estes memberikan
tausiyah-tausiyah keIslaman di kota-kota besar di Norwegia, Swedia dan
beberapa negara lain di Eropa. Subhanallah, dengan izin Allah tak
sedikit warga Norwegia yang melafazkan kalimat syahadat dalam forum
dakwah ini.
Masih banyak ide dakwah yang terus di rancang
oleh saudara-saudari kita, muslim dan muslimah di “Alnor Senter”.
Ide-ide yang dijiwai semangat jihad fii sabiilillah dan berlomba-lomba
dalam kebaikan demi menegakkan Islam. Semoga semangat yang sama juga
hidup dalam jiwa setiap muslim dimana pun berada.
Sesuai
namanya, semoga “Alnor Senter” menjadi cahaya yang bersinar semakin
cemerlang di puncak bola dunia. Insya Allah!I (www.swaramuslim.com)
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
0 comments: