Sulitkah Membaca Kitab Kuning?

Posted by Unknown  |  at  10:30 AM No comments

Membaca kitab ulama dikatakan sulit, salah besar, karena begitu banyak santri yang menguasainya. Dikatakan gampang, tidak semua santri berhasil menguasai dan memahami kitab kuning. Lalu dimana letak sulit mudahnya belajar membaca kitab kuning itu?

Apakah kitab kuning itu, sebelum dijawab, mari kita coba perhatikan gambar di tulisan ini. Kitab yang ada dalam foto itu  judulnya kitab Mi'raj. Dalam sebuah acara kajian Mi'raj yang diselenggarakan setiap tahun di Buntet Pesantren. Para santri dan semua warga Buntet berkumpul di Masjid Jam'i dan masing-masing santri dan warga Buntet membawa kitab Mi'raj. Untuk apakah kitab itu, tidak lain untuk menyimak sang kyai yang tengah membacanya.

Tradisi membaca tulisan karya para ulama salaf  (intelektual muslim masa lalu) menjadi tradisi kuat di pesantren. Tradisi para salafussoleh yang terus berkembang dan ditiru oleh pesantren adalah mengkaji karya-karya tulisan para ulama sebelumnya. hampir semuanya berkisar tentang ajaran Al Quran (tafsir) Hadits Rasulullah dan penjelasan-penjelasan tafsir dan hadits dari para ulama serta tulisan-tulisan nasehat seperti akhlaq dan kehidupan praktek kehidupan beragama yang bersih.

Ulama Tidak terkecuali  santri  putri dalam kajian Mi'raj di masjid Jam'i Buntet Pesantren setiap tahun bila mengadakan peringatan Isra Mi'raj. Berbeda dengan di kota besar atau tempat lain, diisi dengan ceramah, tetapi di Buntet Pesantren ini adalah membaca tulisan karya Ulama tentang Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.


Kitab yang disebut kitab gundul atau kitab kuning, adalah berisi tulisan  berbahasa arab biasa tetapi kalau diperhatikan lebih dekat, tidak ada harakat dan tanpa paragraph. Hampir semua tulisan berbahasa Arab yang beredar di dunia ini adalah tidak berharakat. Persis dengan budaya penulisan yang ada di sumber negara berbahasa Arab. Bahkan dari zaman dulu hingga sekarang tulisan arab umumnya tanpa harakat. 

Koran dan majalah yang terbit di negara berbahasa Arab itupun tidak berharakat. Demikian juga buku-buku ilmiyah dan buku fiksi tidak berharakat. Itulah karakter yang melekat pada bahasa Arab dalam bentuk tulisan. 

Para santri dikenalkan terus menerus dengan Islam ltu lewat tradisi ilmiyah: tradisi membaca, mengkaji, memahami dan mendalami step-

Tulisan tak beraharakat di pesantren itu 

Tagged as:

About the Author

Write admin description here..

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top