Pertanyaan Imam Junaid kepada Orang Yang Pulang Haji

Posted by Unknown  |  at  1:17 AM

Suatu ketika Imam Junaid al-Baghdadi mendapat kunjungan dari seseorang yang baru saja pulang menunaikan haji. Meski ritual haji telah ia jalani, orang ini belum menunjukkan perubahan perilaku apa-apa dalam hidupnya.

“Dari mana Anda?” tanya Imam Junaid.

”Saya baru saja pulang dari ibadah haji ke Baitullah?” orang itu menimpali.

”Jadi, Anda benar-benar telah melaksanakan ibadah haji?”

”Tentu, Imam. Saya telah menunaikan haji.”

”Apakah Anda sudah janji akan meninggalkan dosa-dosa Anda saat meninggalkan rumah untuk pergi haji?”

“Tidak, Imam. Saya tidak pernah memikirkan hal itu.”

“Anda sejatinya tak pernah melangkahkan kaki untuk haji,” tegas Imam Junaid. “Saat Anda berada dalam perjalanan suci dan berhenti di suatu tempat semalaman, apakah Anda memikirkan tentang usaha mencapai kedekatan dengan Allah?”

“Itu semua tak terlintas di benak saya.”

“Berarti Anda tidak pergi menuju Ka’bah, tidak pula pernah mengunjunginya.”

“Saat Anda mengenakan pakaian Ihram dan melepas semua pakaian yang biasa Anda kenakan, apakah Anda sudah berketetapan untuk membuang semua cara dan perilaku buruk Anda, menjadi pribadi lebih baik?” tanya Imam Junaid lagi.

“Tidak, Imam. Saya juga tak pernah berpikir demikian.”

“Berarti Anda tidak pernah mengenakan pakaian ihram,” Imam Junaid menyayangkan. ”Saat Anda Wuquf (berdiam diri) di padang Arafah dan bersimpuh memohon kepada Allah, apakah Anda merasakan bahwa Anda sedang wuquf dalam Kehadiran Ilahi dan menyaksikan-Nya?”

”Tidak. Saya tak mendapat pengalaman (spiritual) apa-apa.”

Imam Junaid sedikit kaget, ”Baiklah, saat Anda datang ke Muzdalifah, apakah Anda berjanji akan menyerahkan nafsu jamaniah.

“Imam, saya pun tak memikirkan hal itu.”

“Berarti Anda sama sekali tak mengunjungi Muzdalifah.” Lantas Imam Junaid bertanya, “O, kalau begitu, ceritakan kepadaku Keindahan Ilahi apa yang Anda tangkap sekilas saat Thawaf, mengitari Ka’bah.”

“Tidak ada, Imam. Sekilas pun saya tak melihat.”

“Sama artinya Anda tidak mengelilingi Ka’bah sama sekali.” Lalu, “Ketika Sa’i, lari-lari kecil antara Shafa dan Marwa, apakah Anda menyadari tentang hikmah, nilai, dan tujuan jerih payah Anda?”

“Tidak.”

“Berarti Anda tidak melakukan Sa’i.” “Saat Anda menyembelih hewan di lokasi pengurbanan, apakah Anda juga mengurbankan nafsu keegoisan untuk menapaki jalan Allah?”

“Tidak. Saya gagal memperhatikan hal itu, Imam.”

“Artinya, secara faktual Anda tidak mengusahakan pengurbanan apa-apa.” “Lalu, ketika Anda melempar Jumrah, apakah Anda bertekad membuang jauh kawan dan nafsu busukmu?”

“Tidak juga, Imam.”

“Berarti Anda sama sekali tidak melempar Jumrah.”

Dengan nada menyesal, Imam Junaid menyergah, “Pergi, tunaikan haji lagi. Pikirkan dan perhatikan seluruh kewajiban yang ada hingga haji Anda mirip dengan ibadah haji Nabi Ibrahim, pemilik keyakinan dan kesungguhan hati sebagaimana ditegaskan al-Qur’an:

Wa ibrahima l-ladzi waffa. Dan Ibrahim yang telah menyempurnakan janji.” (Mahbib Khoiron)



*) Diterjemahkan dari The Meaning of Hajj (www.israonweb.com)
dari NU Online

0 comments:

SMK Mekanika Buntet Pesantren Rakit Tablet dan Laptop

Posted by Unknown  |  at  6:25 PM

Buntet Pesantren (22/10). SMK Mekanika Buntet Pesantren memulai rangkaian kegiatan perakitan tablet dan laptop. Kegiatan ini terwujud berkat Bantuan Perakitan Peralatan Pembelajaran Interaktif dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pekan pelatihan perakitan tablet dan laptop yang dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah H. Fahad Achmad Sadat, S.E., M.E.Sy. pada Senin, 21 Oktober 2013. 

Dalam kegiatan awal pelatihan, CV. Master Media selaku mitra SMK Mekanika mengirimkan perwakilannya untuk memberikan pelatihan khusus kepada para siswa dan siswi SMK Mekanika program keahlian Multimedia tentang perakitan tablet dan laptop. Dalam pelatihan ini, seluruh siswa dan siswi program keahlian Multimedia kelas X, XI, dan XII ikut terlibat aktif. Melalui pelatihan ini, siswa diberikan pengenalan laptop dan tablet baik dalam hal hardware maupun software. Di samping itu, siswa juga akan dikenalkan tentang troubleshooting dan teknis perakitan tablet dan laptop. Sehingga, pada akhir kegiatan ini siswa diharapkan tidak hanya mampu merakit tablet dan laptop tetapi juga mampu mengenali kerusakan yang terjadi dan cara penanganan yang tepat.

Sebagai alat pembelajaran interaktif, tablet dan laptop hasil rakitan siswa ini akan dijadikan alat pembelajaran di sekolah yang nanti akan terhubung dengan komputer server. Dari komputer server ini, siswa akan dapat mengakses materi pelajaran dalam bentuk modul digital. Dengan penggunaan alat pembelajaran interaktif seperti itu, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan pembelajaran akan lebih efektif.

0 comments:

Pramuka MANU Putra Buntet Pesantren adakan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Alam

Posted by Unknown  |  at  10:53 PM

PRAMUKA MANU Putra Pesantren sedang mengadakan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Alam bersama Tim SAR Merah Putih dan PMI Kabupaten Bogor.
Foto: 13 Anggota PRAMUKA MANU PUTRA dan 3 Pendamping beserta Kepala Sekolah (K.H. Ade Moh. Nasih,Lc) dan Pembina OSIS (Bapak Fikri Mubarok,S.Pd,I) Malam ini Berangkat menuju Bogor untuk mengikuti Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Alam. kegiatan berlangsung selama 7 Hari. Mohon doanya semua semoga mereka diberi kemudahan, kelancaran dan Selamat sampai dengan tujuan begitu pula sekembalinya mereka kekampung halaman MANU Putra Buntet Pesantren Tercinta.
Sebelum Pemberangkatan
Dari MANU Putra Buntet dikirim perwakilan 13 Anggota PRAMUKA yang didampingi oleh 5 pendamping yaitu 2 orang Alumni dan Kepala Sekolah, K.H. Ade Moh. Nasih,Lc serta Pembina OSIS, Fikri Mubarok,S.Pd,I.
Output yang diharapkan dari acara yang berlangsung selama 7 Hari di Pondok Pesantren Madinaturrohmah, ds. Gunung Picung, Kec. Pamijahan Kabupaten Bogor ini adalah Pondok Buntet Pesantren akan mempunyai santri-santri yang tanggap, sigap, dan selalu siaga dalam situasi bencana apapun dan siap di terjunkan kapanpun untuk membantu dan mendampingi para korban. Bahkan menurut Kang Fikri, kelak Buntet akan menjadi pondok pesantren pertama yang mempunyai tim tanggap bencana.
Rombongan MANU Putra tiba di Pon-Pes Madinaturrohmah, Senin, 21 Oktober 2013. Mereka semua disambut hangat oleh semua elemen pondok terutama Bapak H. Kaba'in, Pengasuh Pon-Pes Madinaturrohmah. Bapak Kaba’in sendiri ternyata merupakan alumni Pramuka MANU Putra Buntet Pesantren tahun 1986 sehingga sense of belonging dari beliau terhadap Pramuka MANU Putra, MANU Putra, dan Buntet Pesantren tampak begitu kental.
Foto: Pengarahan dan Serah Terima Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Alam oleh K. H Ade Nasihul Umam,Lc kepada Ketua Tim SAR Merah Putih Kab. Bogor (Bapak Gustav)  disaksikan Bapak H. Kaba'in. (Pengasuh Pon-Pes Madinaturrohmah)Acara pelatihan tersebut resmi dimulai dengan pengarahan dan serah terima Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Alam oleh K. H Ade Nasihul Umam,Lc kepada Ketua Tim SAR Merah Putih Kabupaten Bogor, Bapak Gustav dengan disaksikan Bapak H. Kaba'in selaku tuan rumah/Pengasuh Pon-Pes Madinaturrohmah.
Acara tersebut akan di tutup dengan silaturrahim alumni MANU Putra pada hari minggu malam, tanggal 27 oktober sekaligus memperingati peristiwa sumpah pemuda.

Mohon doa dari semuanya agar perwakilan dari MANU Putra Buntet Pesantren diberi kemudahan, kelancaran, dan keselamatan hingga kembali ke Buntet Pesantren Tercinta dengan membawa bekal oleh-oleh yang sangat berharga yaitu ilmu dan kesigapan dalam menghadapi dan menanggulangi bencana.

0 comments:

Banyak Bid'ah, Jamaah Haji Indonesia, Amalannya Tertolak?

Posted by Unknown  |  at  1:09 AM

Suasana Pelepasan Calon Jamaah Haji
KBIH YLPI Buntet Pesantren 2013
Jum’at pagi, di tengah kesibukan para santri kerja bhakti membersihkan mushola dan aula pesantren, tiba-tiba Sufi Jadzab yang bersama Sufi Sudrun menonton program Khazanah di  TV Trans7 menangis tersedu-sedu.  Roben, Marholi, Niswatin, Mullberrie, Daitya,  dan Azumi  yang heran dengan membawa sapu, lap, kemucing, dan kain pel buru-buru mendekati Sufi Jadzab.  Lalu dengan suara direndahkan Roben  bertanya,”Ada apa mbah sampeyan menangis keras seperti orang  kematian keluarga?”

“Itu..itu,” sahut Sufi Jadzab menunjuk ke arah televisi,”Orang di TV itu bilang kalau amaliah ibadah haji Jama’ah Indonesia tertolak karena menambah-nambah amalan yang tidak dicontohkan Rasulullah Saw. Huh u hu, kasihan saudara-saudaraku yang sudah susah-payah ibadah ternyata amaliahnya ditolak. Bukan hanya sat orang, tapi 240.000 orang tertolak semua. Hu hu hu.., Tuhan sungguh tidak adil, orang ibadah susah-payah kok ditolak-tolak.”

“Kurang ajar, apa orang di TV itu sudah konfirmasi kepada Tuhan berani-beraninya  memastikan amaliah ibadah orang ditolak atau tidak?” seru Roben diikuti teriakan marah Marholi, Niswatin, Daitrya, Mullberrie,  dan Azumi.

“Tenang..tenang dulu,” sahut Sufi Sudrun menenangkan,”Jangan emosi mendengar tangisan Mbah Kasyful Mahjub. Sebaiknya, kalian lihat siaran ulang tayangan Khazanah  yang kita rekam,” lanjut Sufi Sudrun memutar ulang hasil rekaman program khazanah.

Melantunkan Sholawat Pada Tradisi Naik Haji
Pembacaan Sholawat pada Tradisi Naik Haji
Dengan menahan perasaan semua menonton tayangan ulang program khazanah yang menggambarkan bagaimana jama’ah haji Indonesia digambarkan memiliki kebiasaan-kebiasaan khas: sebelum berangkat haji selalu mengadakan pengajian-pengajian, selamatan, diantar oleh puluhan keluarga yang menggunakan aneka kendaraan termasuk bus-bus yang satu kendaraan sewanya sampai tiga juta rupiah, yang menimbulkan kesan pemborosan dan mubazir.  Setelah itu digambarkan banyak jama’ah yang tidak mengenakan ihram saat melewati miqat, dan sewaktu thawaf, jama’ah biasa dibimbing seorang pemandu yang membaca doa-doa dan diikuti jama’ah. Itu tidak pernah dilakukan Rasulullah Saw. Doa yang dipanjatkan pun  beraneka macam, padahal yang diajarkan Rasulullah Saw pada waktu thawaf  hanya doa “Robbana atina fii dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qiina adzaban naar” tidak ada doa lain. Doa untuk haji yang dicontohkan Rasulullah Saw : Allahumma ja’ala hajjan mabrura wa sya’ban masykura’. Dan yang lazim dilakukan jama’ah haji Indonesia, setelah selesai ‘thawaf wadah’ langsung berbelanja. Saking sukanya jama’ah Indonesia berbelanja, di Saudi Arabiah jama’ah Indonesia diberi gelar “Raja Belanja”.
arak-arakan haji
Arak-arakan pengantar Haji

Semua yang dilakukan jama’ah haji Indonesia memang berbeda dengan jama’ah haji dari Negara lain. Yang pasti dalam satu hadits yang diriwayatkan Bukhari, dikisahkan Rasulullah Saw bersabda,”Bahwa siapa yang mengada-adakan amalan (yang tidak pernah aku jalankan), maka amalannya tertolak.”

“Menurutku pandangan Mbah Sufi Jadzab tidak salah,” sahut Roben dengan suara ditekan mengomentari,” Karena aku pun berpikir, tayangan itu dengan cara ‘halus’ ingin mengajukan pandangan bahwa amaliah jama’ah haji Indonesia ketika menunaikan ibadah haji adalah amaliah bid’ah yang tidak dicontohkan Rasulullah Saw, sehingga tertolak. Wahabi selalu mengulang-ulang dalil yang sama yang dipungut dari Hadits Bukhari dan Muslim: “Setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat; barangsiapa yang di dalam agama kami mengadakan sesuatu yang tidak dari agama ia tertolak.” Ya dalil itu yang terus menerus diputar ulang.”

Mengantar sampai pesawat Take Off
Mengantar Pesawat sampai Take Off
Wahabi pasti tidak mau mengakui penjelasan Imam Syafi’i yang mengutip riwayat Abu Nu’aim yang menyatakan,”Bid’ah itu ada dua macam. Bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Bid’ah yang sesuai dengan sunnah, itulah bid’ah yang terpuji. Sedangkan bid’ah yang menyalahi sunnah, dialah bid’;ah yang tercela.” Wahabi juga tidak mau mengakui riwayat al-Baihaqi dalam Manaqib al-Imam as-Syafi’i,”Perkara-perkara baru itu ada dua macam. Pertama, perkara-perkara baru yang menyalahi al-Qur’an, Hadits, atsar atau ijma’. Itulah bid’ah dhalalah. Kedua, perkara-perkara baru yang mengandung kebaikan dan tidak bertentangan dengan salah satu dari yang disebutkan tadi maka bid’ah yang seperti itu tidaklah tercela.

“Sudah Ben, sudah, gak usah terlalu jauh nanggapi Wahabi dengan hujjah-hujjah, “sahut Marholi ketawa,”Kita putar ulang saja rekaman khazanah ini. Nanti pada bagian tertentu akan kita ulang-ulang sampai kita faham.”

Rekaman tayangan program khazanah diulang. Dan saat sampai pada narrator melafazkan doa “Allahumma ja’ala hajjan mabrura wa sya’ban maskurah’ dihentikan dan diulang sampai tiga kali. Seketika Roben, Niswatin, Daitya, Mullberrie, dan Azumi berseru serentak,”Itu bid’ah super dhalalah.”
“He bagaimana kalian menyebut ucapan narrator itu bid’ah super dholalah?”

“Dia mengubah redaksi doa ‘Sa’yan masykurah’ menjadi ‘Sya’ban maskurah’. Itu bid’ah super dholalah, karena kata “sa’yan’” dengan kata “‘sya’ban” sangat jelas bedanya. Lagi pula kata “Sya’ban” tidak ada hubungannya dengan doa haji,” sahut Daitya mewakili teman-temannya.
“Ada lagi yang super bid’ah,” sahut Marholi.
“Apa itu?” seru Roben dan Azumi ingin tahu.

Marholi memutar bagian ibadah “thawaf wadah” dua kali. Roben, Niswatin, Mullberrie, Daitya, dan Azumi pun serentak berseru,”Itu juga bid’ah maha dholalah. Karena dalam Islam tidak ada istilah “thawaf wadah” yang ada adalah thawaf wada’. Nah kalau thawaf wada’ diganti menjadi thawaf wadah, wadahnya apa? Wadahnya pahala atau wadahnya dosa?”

kabah-dulu-1918Semua ketawa. Setelah gaduh sebentar oleh gelak tawa, Sufi Sudrun berkata,”Jadi kalian tidak perlu menanggapi serius semua yang disampaikan orang Wahabi. Soalnya, makraj dan tajwid mereka saja sudah payah. Narratornya pasti tidak secuil pun faham nahwu sharaf apalagi balagha. Jadi kalau kualitas orang seperti itu menyampaikan kebenaran agama dengan didasari semangat ‘ana khoiru minhu’ al-Iblisi, kisruhlah yang terjadi.”
Sufi Jadzab ketawa mendengar penjelasan Sufi Sudrun. Niswatin, Roben, Marholi, Daitya, Mullberrie, dan Azumi pun ikut ketawa seperti melihat tayangan humor.

1 comments:

Duta Besar Paraguay Masuk Islam

Posted by Unknown  |  at  3:39 AM

Duta Besar Republik Paraguay, Cecar Estebon Grillion memutuskan masuk agama Islam dan resmi menjadi seorang mualaf. Pengesahan muslim Cecar dengan pengucapan dua kalimat syahadat ini dilakukan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/9) di hadapan ribuan jamaah shalat Jumat dengan disaksikan Menteri Agama Suryadharma Ali.
 
Dubes Paraguay untuk Indonesia tampak di tengah mengenakan sarung
Pengucapan syahadat Cecar Estebon Grillion dibimbing langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa Yaqub. Dengan sedikit terbata-bata Cecar mengucapkan syahadat dengan bahasa Arab. “Asyhadu anla Ilaha illa Allah, Waasyhadu anna Muhammad ar Rasulullah,” kata Cecar, yang langsung disambut “Alhamdulillah,” oleh ribuan jamaah masjid Istiqlal yang menyaksikan.

Cecar mengakui memang telah sejak lama tertarik dengan Islam. Namun, ia belum berani untuk mengungkapkan keinginannya untuk menjadi muslim.

“Saya mengenal Islam setelah mempelajari buku-buku ajaran Islam milik anak saya,” ujar Cecar.

Selain itu juga ditunjukkan Allah melalui jodoh yang ia dapatkan, yakni seorang muslimah dari Indonesia bernama Yulie Setyohadi. Dari sinilah ia memantapkan akan mempelajari Islam.

“Saya berjanji pengislaman saya bukan sekedar perayaan, tapi bisa menjadi Islam yang baik dengan bantuan semua,” ujar Cecar.

Menteri Agama berharap masuk Islamnya Cecar dapat menginspirasi saudara yang lain untuk mengambil jalan yang diridhai Allah.

“Semoga keimanannya makin kuat, menjadi Muslim yang saleh serta mematuhi perintah Allah SWT,” ucap Menag.

Menurut Menag, orang yang masuk Islam bagaikan baru lahir dari ibu kandungnya.

“Tapi bagi pak Cecar, lahir sudah punya ilmu pengetahuan tinggal menata kehidupan dengan prinsip keislaman yang benar,” ucap Menag lagi.

Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa Yaqub mengatakan keinginan Cecar memeluk Islam ini bukan karena tekanan atau karena akan menikah dengan wanita muslimah semata, tapi memang karena hidayah dari Allah.

Keseriusan Cecar ini pun dapat dilihat ketika ia memutuskan akan mempelajari Islam langsung dari tokoh besar umat Islam indonesia, Prof. KH. Quraish Shihab dan ia sendiri sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal. Untuk nama pengganti, Cecar menginginkan nama Ibrahim.

“Saya usul ditambah Muhammad,” kata Menag Suryadharma Ali. (ks/dm)


Source : Kemenag

0 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top