Sekilas Kabar dari Yaman

Posted by Unknown  |  at  2:34 AM

Kang Hamzi (Kanan) Berfoto Bersama Bang Topan (Alumni Buntet)
Assalamualaikum Wr. Wb

    Berawal dari percakapan saya lewat aplikasi BBM dengan Kang Mubarok kemarin,  saya diminta untuk sedikit berbagi kabar saya di negara Yaman. Awalnya, saya merasa kurang percaya diri untuk menulis di website Buntet Pesantren. Tapi entah kenapa tiba-tiba punya ambisi dan semangat untuk menulis. Ya walaupun hasilnya masih ecek-ecekan. Hehe

    Negara Yaman memiliki dua musim, musim panas dan musim dingin. Akhir Desember hingga pertengahan Januari ini berada dipuncak musim dingin. Ketika malam hari cuacanya dingin sekali tetapi di siang hari cuaca berubah menjadi panas. Masyarakat Yaman di sini  mudah bergaul, mereka menganggap kita seperti saudara mereka sendiri. kita hidup berdampingan dengan baik, warga Negara Indonesia yang berada di sini terkenal dengan sikap ramah dan sopan santunnya.

     Oya di sini ada lima santri Buntet Pesantren, kami semua kuliah di satu Universitas yang sama, dan satu asrama, kami kuliah di universitas Al-ahgaff. Sebuah universitas yang terkenal ketat pada sistem pembelajarannya. 7 Desember kemarin kami mengadakan tahlil bersama untuk Kiai Ahmad Tidjani, Nyai Ghumaesoh dan para masayikh yang telah mendahului kami. Setelah itu dilanjutkan dengan bincang ringan sambil makan malam.

  
  Pada kesempatan ini saya ingin sedikit mengabarkan tragedi pembunuhan yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan masyarakat Yaman bahkan negara-negara Arab lainnya. Terbunuhnya petinggi kobilah Hadromout (provinsi yang  terletak di bagian selatan yaman) 10 hari yang lalu, masih terbilang misterius. Hingga kini masih dipertanyakan siapa pelaku dari pembunuhan ini. Berita yang saya dengar dari salah satu sahabat saya asal Yaman, kejadian ini berawal ketika salah satu petinggi kobilah Hadromout mengendarai sebuah mobil bersama anggotanya. Tepat di kota Seyyun sekelompok polisi Yaman utara memergok kepala kobilah dan merampas senjata yang ia bawa. Padahal membawa senjata dilegalkan. Singkatnya, karena kepala kobilah ini melawan dan enggan memberikan senjatanya terjadi pertumpahan darah. Kepala kobilah yang dihormati dan disegani itu terbunuh.

    Saat ini negara yaman sedang dilanda permasalahan besar. Hadromout (Yaman selatan) meminta berpisah kembali dari negara Yaman. Mereka beralasan dahulu sebelum bagian selatan Yaman dan utara bersatu. Mereka hidup makmur dan sejahtera. Tetapi, setelah negara ini bersatu Hadromout merasa dianaktirikan oleh para petinggi-petinggi kenegaraan. Hingga akhirnya mereka ingin memisahkan kembali. Entah sampai kapan permasalahan ini terus berjalan. Tertembaknya kepala kobilah ini mengakibatkan negara Yaman semakin tidak kondusif. Akibatnya, seminggu ini sekolah dan universitas negeri dilarang melakukan aktifitas belajar mengajar seperti biasanya. Minggu hingga senin kemarin Beberapa pasar dan toko-toko dilarang berjualan, kantor-kantor kenegaraan bagian selatan dijaga ketat dan dikuasai oleh para kobilah Hadromout.

    Minggu 22 Desember 2013 hingga Senin, 23 Desember 2013 terjadi demo besar-besaran di setiap titik kota di provinsi Hadromout, mereka menuntut agar secepatnya pemerintah menyetujui perpisahan negara Yaman. Di kota Mukalla 5-8 warga Yaman tertembak mati. Tetapi hingga kini alhamdulillah, kami WNI yang ada di Yaman masih beraktifitas dengan baik dan aman-aman saja seperti biasanya. Karena memang lokasi kami yang jauh dari perkotaan dan aktifitas pendemo. Hanya saja perkuliahan sempat diliburkan dua hari.

Mungkin kabar ini yang bisa saya sampaikan kepada keluarga, guru-guru dan sahabat di Indonesia, doakan kami untuk keamanan dan ketentraman negara Yaman dan juga agar kami selalu diberikan keselamatan dan kemudahahan dalam menimba ilmu di negeri para wali ini. Amin.
 
Wassalamualaikum Wr. Wb.
_____________________________________________
RO'FAT HAMZIE
27 Desember 2013, Foah masakin-Provinsi Hadromout-Republik Yaman.

0 comments:

Najis di Musim Penghujan

Posted by Unknown  |  at  6:11 PM

Musim pengujan datang lagi. Hujan turun setiap saat tak terikira. Genangan air ada di mana-mana. Di jalan di rumah dan di sekitar. Selokan dan berbagai jenis saluran air meluap tak mampu membendung datangnya hujan. Maka bercampurlah antara air hujan yang suci mengandung rahmat dengan air comberan yang kotor dan tidak jelas asal usulnya. Tidak mungkin untuk memisahkan keduanya.
Demikianlah realita di sekitar kita, najis menyebar bersama air hujan ke mana-mana. Lantas bagaimana kita harus bersikap mengingat kesucian badan dan pakaian adalah sayarat mutlaq dalam shalat? perlu diketahui bahwa ada beberapa najis yang dimaafkan, karena sulit dihilangkan ataupun dihindari.  Sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Al-Wajiz (Syarhul Kabir) karya Imam Al-Ghazali.

قال الغزالي : يُعْذَرُ مِنْ طِيْنِ الشَّوَارِعِ فِيْمَا يَتَعَذَّرُ الإِحْتِرَازُ عَنْهُ غَالِبًا
Imam Al-Ghazali berkata: Pakaian yang terkena percikan lumpur maupun air dijalan karena sulitnya menghindarkan diri darinya, maka hal ini dimaafkan.
Kemudian jika percikan air maupun lumpur tersebut diyakini mengandung najis, misalnya genangan air tersebut adalah luapan dari got ataupun comberan yang najis. Maka hal ini juga dimaafkan jika memang percikan tersebut sedikit. Seperti pendapat Imam Ar-Rafi’I dalam kitabnya Al-Aziz Syarhul Wajiz.
وَأَمَّا مَا تَسْتَيْقِنُ نَجَاسَتَهُ فَيُعْفَى عَنِ القَلِيلِ مِنْهُ. وأمَّا الكَثِيْرُ فَلاَ يُعْفَى عنهُ كَسَائِرِ النَّجَاسَاتِ
Jika diyakini jalan tersebut ada najisnya, maka hukumnya dimaafkan jika percikan tersebut hanya sedikit, namun jika percikan tersebut banyak maka tidak dimaafkan, sebagaimana hukumnya najis-najis yang lain.
Alasan kenapa najis yang sedikit diatas dimaafkan, karena akan memberatkan jika harus diperintahkan untuk segera mencuci pakaian yang terkena percikan tersebut. Padahal ia hanya membawa satu pakaian dan juga ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya. (red. Ulil H

0 comments:

Kyai Ahmad Tidjani Umar Anas

Posted by Unknown  |  at  7:47 PM

Buntet Pesantren dengan umurnya yang sudah mencapai beberapa generasi membuatnya telah mencetak para ulama ‘alim, salah satunya adalah Kyai Anas yang tak lain merupakan adik kandung dari Kyai Abbas, sesepuh Buntet Pesantren saat itu (Sesepuh Buntet Pesantren yang ke 4). Beliau bersama Kyai-Kyai yang lain yang masih kerabatnya bahu membahu membantu sesepuh Buntet Pesantren dalam mengembangkan Pesantren yang didirikan oleh Mbah Muqoyyim ini.

Bapa Ahmad Zaeni Hasan, Ayah dari Bapak Helmi Faisal Zaeni (Mentri Pemberdayaan Daerah Tertinggal) dalam buku “Perlawanan dari Tanah Pengasingan Kyai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara (Jakarta: eLSAS, 2000) menganalogikan waktu itu “sinar” Kyai Abbas benar-benar terang sehingga Kyai-Kyai yang lain tampak kurang/tidak bersinar. Lebih lanjut Bapa Zaeni Hasan menyebutkan bahwa salah satu Kyai yang sebenarnya “bersinar terang” adalah Kyai Anas. Kyai Anas dikenal begitu tawadlu, beliau lebih memilih menjadi “orang di balik layar” kesuksesan Buntet Pesantren dibanding menjadi yang tampil di muka. Bahkan akhirnya beliau lebih memilih uzlah, menyingkir dari Buntet Pesantren dan mendirikan Pesantren Sidamulya di daerah yang berbatasan dengan Buntet Pesantren,

Permalink gambar yang terpasang
Kyai Ahmad Tidjani beserta istri saat ziarah di Panjalu,
beberapa hari sebelum beliau wafat
Sifat-sifat Kyai Anas yang ‘alim dan tawadlu ternyata menurun ke anak cucunya, salah satunya adalah Kyai Ahmad Tidjani bin Kyai Umar bin Kyai Anas, yang satu pekan kemarin dipundut Allah SWT.
Jasa-jasa Kyai Ahmad Tidjani untuk Buntet Pesantren sudah tidak terhitung, beliau menjadi pengasuh Pondok Darul Hijroh, beliau juga menjadi pengurus YLPI Buntet Pesantren selama beberapa periode dan salah satu yang dapat dengan jelas terlihat adalah Gedung MTs NU Putra 1 Buntet Pesantren yang sekarang berdiri megah, beliaulah salah satu orang yang begitu gedubugan demi terwujudnya renovasi gedung sekolah yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan saat itu.

Sewaktu Buntet Pesantren dipimpin oleh Kyai Dulah, beliaulah salah satu “tangan kanan” Kyai Dulah. Sifat Kyai Ahmad yang jujur dan ikhlas membuat Kyai Dulah begitu mempercayakan banyak hal dan urusan kepada Kyai Ahmad Tidjani. Sifatnya yang benar-benar tawadlu dan tidak mau “tampil” mungkin membuat banyak orang kurang faham dengan peran beliau yang sangat vital untuk Buntet Pesantren.

Setiap ada acara besar atau tamu besar yang datang, hampir bisa dipastikan Kyai Ahmad tidak ada di tengah-tengah acara tersebut atau turut menemui tamu tersebut. Kalaupun datang, mungkin beliau sengaja kari-karian agar tidak “tersorot” oleh khalayak.

Suatu kali, Buntet Pesantren kedatangan Hamzah Haz dan saat itu diantara yang nuai Pengurus Yayasan adalah Kang Soleh Suaedi Busyrol Karim (Kang Ale) dan Kyai Ahmad Tidjani. Karena itu, Kang Ale yang faham dengan sifat Kyai Ahmad -yang tidak mau tampil- berinisiatif ngampiri Kyai Ahmad Tidjani. Berbagai argumen dikeluarkan oleh Kang Ale untuk membujuk Kyai Ahmad agar berkenan turut serta menyambut kedatangan Hamzah Haz, dan berbagai alasan pula yang diungkapkan Kyai Ahmad agar Kang Ale pergi duluan (pergi tanpa bersamanya).

 “Kulae dereng siram, dereng siap-siap”. Ujar Kyai Ahmad sebagai salah satu alasan agar beliau tidak perlu ikut dengan Kang Ale.

Ketika Kyai Nahdudin, sesepuh Buntet Pesantren yang sekarang rawuh di Buntet, beliau enggan untuk singgah di ndalemnya yang lama karena ndalem tersebut begitu dekat dengan ndalem Kyai Nahdudin. Sekali lagi, beliau tidak ingin “tampil” di sekitar pamannya (Kyai Nahdudin) saat banyak tamu mengunjungi Kyai Nahdudin.

Yang masih terkini, beberapa saat sebelum diadakan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Cirebon, salah satu bakal calon datang ke ndalem Kyai Ahmad. Seperti biasa, bakal calon tersebut showan, minta petunjuk, restu, dan (mungkin juga) dukungan. Namun dari sejak bakal calon tersebut datang sampai bakal calon tersebut mau pamit, Kyai Ahmad tidak berkenan menemui tamu tersebut dan lebih memilih diam di kamarnya.

Semua kehilangannya
Kepergian Kyai Ahmad menghadap Sang Kholiq membuat begitu banyak kalangan kehilangannya. Beliau dikenal begitu ngladeni terhadap santri dan jamaahnya. Saat isyhad jenazah Nyai Ghumaeshoh (satu hari setelah Jenazah Kyai Ahmad dikebumikan), Kyai Hasanudin Kriyani menuturkan bahwa Kyai Ahmad kapanpun dan kemanapun beliau selalu memenuhi permintaan siapapun orang/jamaah yang minta dipimpin ziarah oleh beliau. Beberapa hari sebelum wafat, beliau memimpin rombongan ibu-ibu yang rutin mengikuti pengajiannya ke Panjalu dan Pamijahan. Bahkan Hanya beberapa jam, belum sampai satu hari (24 jam) setibanya dari ziarah Panjalu-Pamijahan, beliau berziarah ke daerah Sumber.

Beliau juga dikenal begitu menjaga ukhuwah dan silaturrahim baik kepada keluarga, rekan-rekan guru, bahkan para santri dan/atau alumninya kerap beliau kunjungi. Beberapa hari sebelum berangkat ziarah ke Panjalu dan Pamijahan, beliau masih menyempatkan diri ke Tegal untuk menemui para alumninya. Kalaupun tidak sanggup bertatap muka secara langsung, beliau pasti akan menghubunginya lewat telpon.

“Ya syukur ari sehat sih, nyongan jeh beli pernah kedeleng, dadi ya biasa bae “wong tua” sih kelangan”. Ucap Kyai Ahmad kepada salah satu rekan guru -yang menceritakan kepada kami- yang ditelponnya. Beliau menganggap dirinya adalah orang tua yang punya tanggung jawab terhadap orang-orang di sekitarnya.

Para santrinya yang sudah tidak mondok (alumni) juga rutin dihubungi oleh beliau. Beliau menanyakan kualitas, kuantitas, dan intensitas ibadah santri-santrinya.
“Priben sholat bengie? Masih rutin kan? Dongana bapa keding”
“Lamon bisa dirutinna puasa sunnah, apa senen-kemis, apa Nabi Daud.”
Hal-hal di atas, diantara yang diucapkan Kyai Ahmad saat menelpon santrinya, seperti yang dituturkan oleh salah satu alumni santri Darul Hijroh II (Al Arifah)
Kepada keluarga, beliau begitu ngaku dan menjaga ikatan silaturrahim. Menurut Ust. Syauqi (Kang Ugi), sejak Ibunya yaitu Nyai Maesoh jatuh sakit, Kyai Ahmad rutin menjenguk dan mendoakan beliau. Bahkan sampai malam jum’at seminggu yang lalu, atau satu malam sebelum Kyai Ahmad kembali ke sisi Allah, Kyai Ahmad masih menyempatkan diri melakukan rutinitas malam jumatnya. Padahal kamis dini hari, beliau baru sampai dari ziarah Pamijahan-Panjalu, dan hari kamis itu, beliau juga ada agenda ziarah ke Sumber.
Kegiatan pembacaan Manaqib At-tijani yang di pelopori oleh KH. Abdullah Toha (Pengasuh PonPes Raudlatul 'Ulum) dan KH. Ahmad Tidjani yang dilaksanakan di Pondok PonPes Raudlatul 'Ulum, Terisi Indramayu yang rutin dilaksanakan stiap bulan -malam jum'at minggu terakhir- dan di pelopori oleh KH. Abdullah Toha (Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul 'Ulum) dan KH. Ahmad Tidjani Umar Anas.
Thoriqot tijani berkembang di Indonesia,salah satunya di Buntet dan dirintis oleh Kakek K. Ahmad :K. Anas
Rasa tanggung jawabnya terhadap tugas dan jamaahnya membuat beliau terus beramal baik sampai akhir umurnya. Dengan aktifitas yang begitu padat (Tegal, Pamijahan-Panjalu, Ziarah ke Sumber, Menjenguk Nyai Maesoh), Jum’at pagi beliau masih memenuhi tanggung jawabnya sebagai guru di salah satu sekolah, beliau mengajar murid-muridnya meskipun tidak “penuh”. Kepada murid-muridnya, beliau merasakan kurang enak badan, kemudian beliau pamit, semua muridnya pun menyalaminya saat itu. Dengan badan yang tidak fit, beliau masih memenuhi kewajibannya menjalankan sholat Jum’at. Selepas sholat Jum’at, beliau dibawa ke Rumah Sakit Ciremai dan langsung masuk ruang ICU hingga wafat di sana. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rooji’un.

Nasihat-nasihat Kyai Ahmad Tidjani
Selain memiliki sifat yang mirip dengan kakeknya, banyak kerabat dan kolega yang mengatakan bahwa beliau memiliki sifat mirip pamannya, Kyai Abdullah Abbas yang sangat irit bicara, karena itu perkataan-perkataan yang keluar dari lisannya hampir semuanya adalah kebaikan baik ilmu, nasihat, motivasi, dan sebagainya. Bahkan menurut Pa Ubed (salah satu teman seperjuangannya) guyonan yang sesekali keluar juga gaya guyonnya sangat mirip dengan gaya guyonnya Kyai Abdullah Abbas.
Berikut, kami cantumkan beberapa nasihat-nasihat beliau yang kami dapat dari anaknya, Ust. Nemi Mu’tashim Billah. Dari beberapa nasihat ini, kita juga dapat melihat sedikit sosok Kyai Ahmad Tidjani Umar Anas.

1.      “Nggak perlu gila jabatan. karena jabatan itu sifatnya sementara”.

2.      “Nggak perlu kirim-kirim Proposal. Proposal utama yg perlu diajukan adalah proposal ke Allah SWT”.

3.      “Iqra' tidak hanya membaca buku tapi juga membaca diri”.

4.      “Memelihara silaturrahim jauh lebih susah daripada membangunnya”.

5.      “Bapa tidak membutuhkan sertifikasi Guru. Bapa lebih membutuhkan Sertifikasi Allah SWT”.

6.      “Apa yg benar menurut kita, belum tentu benar menurut orang lain”.

7.      “Orang-orang itu berhak utk memeluk Agamanya sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing”.

8.      “Biarlah mereka meyakini surga menurut versi mereka sendiri. Kita tidak boleh memaksakan kehendak soal keyakinan masing2”.

9.      “Apa yg terjadi pada diri kita itu adalah karena perilaku kita sendiri”.

10.   “Orang itu tidak semua senang (ke kita) tidak semua benci (ke kita”.

11.   “Ciri-ciri ikhlas itu adalah ketika kita bisa tersenyum kepada orang yg kita benci”.

12.   "Janganlah menjadi seperti lilin yg bisa memberi manfaat kepada lainnya tapi tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri".

13.   "Kebaikan jangan diucapkan tapi cukup untuk di dalam hati saja".

14.   “Hati adalah singgasana yg diperebutkan oleh ilham Allah dan ilham setan”.

15.    “Tapi jika hati dikuasai ilham setan maka niscaya orang menjadi fasiq”.

16.   “Ingin agar doa itu di kabul Allah... 1. Jangan su'udzon kepada Allah 2. Jangan suka berbohong”.

17.   “Bersyukur itu ada 2 1. Bersyukur qouliyah dan bersyukur fi'liyah”.

2 comments:

Telah Meninggal Dunia Ny. Hj. Ghumaeso Binti KH. Mustamid Abbas

Posted by Unknown  |  at  5:07 PM


Innalillahi wainna ilaihi roji'un, telah berpulang ke rohmatulloh Ny. Hj. Ghumaeso Binti KH. Mustamid Abbas. Beliau adalah istri dari KH. Chowwas Nuruddin, ibunda KH. Tb. Ahmad Rifqi Chowwas Pengasuh Asrama Daarussalaam Buntet Pesantren.

Semoga amal ibadah almarhumah diterima oleh Allah SWT, diampuni segala dosanya dan diberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Amin... Alfatihah.

Jenazah Nyai Hajjah Ghumaisoh binti KH. Mustamid Abbas disemayamkan di Maqbaroh gajah ngambung,Buntet Pesantren.
Beliau berputera 7 orang dan hidup tidak lepas dari Al Qur'an, mungkin sudah ribuan santriwati atau ada juga santriwan (saudara sendiri) yang mengkhatamkan Qur'an melalui bacaannya yang terkenal Fasih dan merdu...beliau juga pernah ngaji langsung kepada alm KH.Hasyim Manshur (hafidz Qur'an dan ahli qiro'at sab'ah),KH.Moh Zen, Nyai Asiyah binti KH Anas dan al maghfur lah Mbah Abd Wahab Hasbullah.

Foto dan keterangan dari FB salah satu putra beliau, Kang Tb. Rifqi Chowas. Beliau disholatkan,diberi penghormatan terakhir di Masjid Jami Buntet Pesantren.

~Kepada para alumni diharap menyelenggarakan sholat ghoib di daerah masing-masing.



2 comments:

TEMU GAGAS ALUMNI

Posted by Unknown  |  at  3:13 AM

Buntet Pesantren merupakan salah satu pesantren yang termasuk dalam jajaran pesantren tertua di Indonesia, sudah tidak terhitung berapa ribu atau bahkan juta alumni -yang telah tercetak dan telah tersebar di beberapa pelosok nusantara dan bahkan penjuru belahan dunia- dari pesantren kita ini yang kini. 

Karena itu, sebenarnya alumni secara kuantitas saja seyogyanya sudah menjadi potensi yang sangat bernilai yang dimiliki oleh Buntet Pesantren, belum lagi berbicara kualitas, namun seperti yang kita ketahui potensi alumni Buntet Pesantren ini sejauh ini masih kurang diberdayakan secara maksimal. 

Oleh karena itu, kami sebagai bagian (kecil) dari Alumni Buntet Pesantren bermaksud menjejakkan langkah awal untuk mengoptimalkan potensi tersebut, agar para alumni kembali terhimpun sehingga potensinya bisa maksimal. Langkah awal ini akan kami wujudkan pada suatu acara yang bertajuk “Temu Gagas Alumni” yang selain bertujuan untuk memberdayakan potensi para alumni Buntet Pesantren, juga untuk menjaga tali silaturahmi antara keluarga besar Buntet Pesantren dengan para alumni.

Secara garis besar, rencana konsep acara tersebut adalah sebagai berikut :
Nama Acara : Temu Gagas Alumni
Penyelenggara : Alumni Buntet Pesantren Seluruh Asrama tahun 70-90an
Tempat : MAN Buntet Pesantren
Tanggal : 26 Desember 2013
Waktu : 08.00 WIB - Selesai
Susunan Acara :
1. Diskusi Alumni
2. Seremonial
- Pembukaan
- Tahlil
- Sambutan
a. Atas nama Inisiator : Ust. Masrur
b. Atas nama yayasan : KH. Adib Rofiuddin Izza
3. Santunan kepada 100 anak yatim
4. Penutup
5. Temu kangen

Tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak tentu acara ini akan “Jauh panggang dari api”.  
Silakan menghubungi panitia dengan kontak :
1. Hj. Dra. Bariroh 081 319 594 664
2. H. Ajun Junaidi 081 213 411 301
3. H. Drs. Saefuddin  081 324 527 771
4. H. Agus Koesnara 081 383 347 701
5. H. Drs. Masrur 081 398 127 900
6. H. Abdul Aziz 085 315 678 333

Selain tujuan-tujuan di atas, acara ini “Untuk pelengkap bangsa”, ujar Ust. Masrur, penggagas acara ini. Sekali lagi, mohon dukungan dan doa dari semuanya semoga acara ini menjadi langkah awal dari niat baik kita demi kemaslahatan Pesantren kita, Buntet Pesantren tercinta.


*Ust. Masrur adalah santri Kiai Busyrol Karim tahun 1976-1986, beliau mondok di Buntet Pesantren sezama dengan Kiai Usamah, Ketua FKUB dan NU Cirebon.

0 comments:

Telah Wafat KH. Ahmad Tijani

Posted by Unknown  |  at  5:19 PM

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun.... Telah berpulang ke Rahmatulloh KH. Ahmad Tidjani Anas Pengasuh Asrama Daarul Hijroh Buntet Pesantren Hari Jum'at tangal 6 Desember 2013 pukul 19.00 WIB akibat serangan jantung. Semoga Amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin Allahumma Amin....

~Kepada para alumni diharapkan menyelenggarakan sholat ghaib di daerahnya masing-masing
Jenazah KH Ahmad Tijani Anas disemayamkan di Maqbaroh Gajah Ngambung Buntet Pesantren

Suasana penghormatan terakhir jenazah KH Ahmad Tijani di Masjid Agung Buntet Pesantren

0 comments:

Wong Buntet Pesantren ning London

Posted by Unknown  |  at  10:49 AM

Assalamualaikum War, Wab.

Hi Adik - adik semua,

Sebetulnya sih, saya sudah lama ingin mengirim berita dari London, tapi saya kira web BuntetPesantren itu sudah tutup sama sekali. Yang terahir saya mendapat berita, bahwa web Buntet Pesantren itu sudah tidak dilanjutkan lagi, karena kekurangan biaya dan tidak ada yang mempunyai waktu lagi untuk mengelolanya. Pada waktu itu, saya merasa kecewa sekali dengan bubarnya web Buntet Pesantren itu, karena, paling tidak saya terasa pulang di Buntet Pesantren, kampung saya lahir kalau membaca beritanya, tapi mungkin itu saya being selfish saja. Tapi ya why not, saya kan jarang sekali datang ke Buntet Pesantren, malah se ingat saya, selama lebih dari 43 tahun saya di London, saya hanya sekali saja menyaksikan Haul  lagi di Buntet Pesantren, yaitu pertengahan tahun delapan puluhan.

Apakah tidak mungkin, demi tidak terjadi kejadian serupa, yaitu penutupan Situs Buntet Pesantren ini, menawarkan kepada perusahaan-perusahaan yang ada baik di Cirebon sendiri atau dimana saja sekitar Indonesia. Untuk mengandfertensikan (mempromosikan) perusahaannya di Situs Buntet Pesantren ini, dengan harapan mereka bersedia membantu terus terbitnya Situs Buntet Pesantren ini. Bukan kah Situs NU sendiri banyak dibantu oleh perusahaan-perusahaan, yang mengadfertensikan perusahaannya pada penerbitan Situs NU. Yang punya Facebook juga, hidup mewahnya itu dari hasil-hasil Advertensi yang ada di Facebook.

Di London, ada evening paper (koran yang terbitnya siang dan sore), namanya Evening Standard, tadinya sih ada lagi yang namanya Evening News, tapi Evening News, sudah lama bangkrut. Jadi sekarang yang masih ada itu Evening Standard saja setahu saya, yang terbitnya siang itu. Evening Standard, terbit tiga kali sehari, yaitu pagi jam 9, siang sekitar jam 1, dan sore sekitar jam 5. Beritanyapun beda diantara tiga penerbitan itu. Yang terbit pagi beritanya, apa yang terjadi sampai hari itu sekitar jam 8, sedang yang terbit siang juga begitu, beritanya apa yang terjadi ampai sekitar jam 12, disamping berita selanjutnya dari berita penerbitan yang pagi, dan yang terbit sore juga begitu selanjutnya. Evening Standard itu sekarang di beli orang Rusia yang kaya, dia memutuskan bahwa koran Evening Standard itu tidak dijual lagi, tapi dikasihkan gratis saja kepada pembacanya yang mau. Yang punya koran itu, sudah banyak menerima uang, dari perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang mengadfertensikan pada Evening Standard. Dari hasil uang dari perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang mengadfertensikan di Evening Standard itu, lebih dari cukup untuk membayar gaji wartawan-wartawannya, juga biaya untuk memproduksi koran itu.

London banyak mempunyai koran, baik koran-koran lokal (maksudnya yang beritanya banyak mengenai yang terjadi di London saja), maupun koran-koran Nasional (yang terbit untuk semua orang di Inggris Raya), malah ada juga koran-koran International. Bagi saya koran yang biasa saya dan istri saya beli sekarang adalah Dailly Mirror atau The Sun. Waktu saya baru datang di Inggris dan beberapa tahun sesudahnya sih, koran yang suka saya beli ialah The Guardian dan The Daily Telegraph, dan kadang-kadang juga The Times. Tapi akhir-akhir ini, koran-koran seperti itu, terlalu banyak isinya yang untuk saya kurang perlu membacanya dan juga bentuknya terlalu lebar, jadi bagi saya susah untuk membacanya. Tidak seperti The Daily Mirror atau The Sun, yang bentuknya kecilan meskipun tebal.

Dulunya, koran-koran itu kebanyakan di produksi di Fleet Street. Jadi Fleet street itu, terkenal di seluruh dunia sebagai tempat di produksinya berita, baik untuk rakyat Inggris Raya sendiri, maupun untuk berita bagi rakyat di seluruh dunia. Fleet Street itu terletak antara Charring Cross dan St Paul. St Paul itu Gereja Anglican yang besar di London, yang sering dipakai oleh pemerintah dan keluarga kerajaan untuk mengadakan slamatan. Mungkin kakak adik-adik masih ingat waktu Princess Diana kawin dengan Prince Charles, juga di adakan di St Paul. Gereja Anglican besar lainnya, yang malah lebih sering dipergunakan pemerintah dan keluarga kerajaan, ialah Gereja Westminster Abbey, itu mungkin karena letak Westminster Abbey, dekat sekali dari gedung Parlemen dan Buckingham Palace.

Di Inggris, sampai sekarang, wartawan dan orang-orang yang kerja di perusahaan koran, di panggil Fleet Street men, meskipun sekarang ini perusahaan koran itu sudah banyak piundah dari Fleet Street. Beberapa tahun yang lalu, memang perusahaan koran sudah banyak pindah ke daerah yang baru yang lebih luas dari Fleet Street, yaitu daerah baru namanya Canary Wharf. Sekarang Canary Wharf itu menjadi daerah baru di London yang mahal untuk tinggal disitu, karena rumah dan apartment di situ mahal sekali. Bukan hanya perusahaan koran saja yang pindah kesana, tapi juga Bank-bank Inggris dan Internatinal pun pindah kesana yang tadinya di daerah, yang terkenal dengan nama London City.

Tahun 2013 yang akan habis ini, bagi keluarga saya di London, sebagai tahun yang banyak peringatan manis bagi semua kelarga saya di London. Pada hari-hari sebelum orang-orang Inggris yang Kristen meramaikan hari natal, adik istri saya kedua yang terkecil, Miriam Dunggio baserta suaminya Dokter Mohammad Isa Parri dan dua anaknya, berholiday ke London untuk beberapa hari, dan malah mereka sempat pergi ke Belanda dan Paris. Dengan sendirinya, istri saya dan saya pun senang sekali, atas kedatangan saudara sendiri dari Indonesia. Mereka tinggal dengan kami selamna 3 minggu, dan untungnya pada hari-hari selama mereka di London, tidak seharipun turun salju yang lebat, tapi tetap dingin sekali. Menurut saya, kalau mau ke London untuk holiday, janganlah datang antara bulan November sampai bulan awal Maret, kecuali kalau ingin merasakan dinginnya London di musim dingin. Yang baik untuk datang ke London adalah bulan April sampai awal September, Insya Allah, pada bulan itu tidak begitu dingin.

Karena Saudara Isa Parri itu juga supporter of sport, maka dia di antar oleh anak saya Bayu, untuk melihat stadium-stadium sport yang juga terkenal di Indonesia, seperti gedung sepak bola Arsenal dan Chelsea. Juga gedung olah raga tennis di Wimbledon, yang tiap tahun diadakan kejuaraan Inggris Terbuka Tennis, yang terkenal seluruh dunia, di mana pemain-pemain tennis terbaik di Dunia merebutkan kejuaraan itu. Hadiah uangnya pun banyak sekali untuk yang jadi juara. Tahun 2013 ini, untuk juara single tennis di Wimbledon, mendapat 1 setengah juta pounds lebih, baik juara perempuan atau laki-laki. Bayangkan kalau sekarang 1 pound itu sama dengan lebih dari 18000 rupiah. Untuk yang kalah di round pertama saja dapat hadiah 23500 pounds. Sedang menjadi juara badminton, barang kali dapatnya sama dengan pemain tennis yang kalah di round pertama tennis di Wimbledon.

Pada awal bulan Mei adik istri saya yang ke tiga, Masni Dunggio SH, juga datang menengok rumah saya yang kecil di London. Dia juga tinggal bersama kami selama 4 minggu, yah lumayan lama untuk sedikit menghilangkan rindu kami kepada keluarga pada khususnya dan Indoneesia pada umumnya. Masni datang ke London dengan Silk Airline dari Manado, terus ganti Singapore Airline dari Singapore ke London, pulangnyapun begitu juga, dari London menumpang Singapore Airline, dan dari Singapore menumpang Silk Airline.  jadi tidak mampir ke Jakarta sama sekali.

Lalu pada akhir bulan puasa, anak saya yang pertama,  Buyung Nahdi Sastraprawira, well, anaknya Mang Din (KH. Nahduddin Abbas / Sesepuh Buntet Pesantren) sebenarnya sih (tapi waktu kecilnya dia itu saya yang nyebokin dan mengganti pakaiannya), datang ke London beserta istri dan dua anaknya. Dia datang ke London, yang seterusnya mereka ke Perancis untuk katanya berkumpulan dengan Rabets family (Rabets itu nama family ibu Buyung) yang dari Perancis. Katanya, keluarganya mengadakan perkumpulan dengan keluarganya yang tersebar di mana-mana. Setelah selesai, Buyung dan keluarga juga kembali, malah ikut lebaran di rumah duta Indonesia London, yang bagi Buyung juga sebagai kenangan memori waktu dia kecil tiap tahun berlebaran di rumah duta Indonesia, Jadi bagi saya, tahun 2013 itu banyak yang membikin keluarga saya senang. Mudah-mudahan,  tahun yang akan datang juga akan membawa kesenangan untuk kita semua.

Sementara sekian dulu, lain waktu saya akan sambung. Tidak lupa saya meminta doa dari adik-adik semua untuk well being saya sekeluarga, juga mohon di doakan mudah-mudahan saya sempat mengikuti Haul di Buntet Pesantren, yang saya sudah terlalu lama sekali tidak menyaksikan.

Wassalamualaikum War Wab.


Ghozy Mudjahid

3 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top