Inilah Pidato Sambutan Ketua Yayasan pada Haul Buntet Pesantren 2014

Posted by Unknown  |  at  9:28 PM




Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet Pesantren pada malam puncak peringatan Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2014 memberikan sambutannya atas nama Ketua YLPI juga mewakili Sesepuh Pondok Buntet Pesantren, KH Nahduddin Royandi Abbas yang pada kesempatan tersebut berhalangan hadir.


Berikut ini cuplikan pidato sambutan Ketua YLPI, KH Adib Rofiuddin yang telah dibuatkan transkripnya oleh admin Web BuntetPesantren.org. Silakan klik DI SINI untuk melihat rekaman video pidato sambutan Ketua YLPI pada haul Buntet Pesantren 2014.

Salam, tahmid dan sholawat, amma ba'du

Yang terhormat hadorotil muhtaromin para kyai para sepuh, sesepuh Pondok Buntet KH. Nahdudin Abbas, KH Hasanudin Kriyani, 

Yang terhormat yang mulia, Bapak Menko Ekuin bapak Ir Hatta Rajasa, yang alhamdulillah dalam kesibukan yang luar biasa, beliau berkenan hadir di Pondok Buntet. 

Yang terhormat bapak Bupati Kabupaten Cirebon 'sing masih anyaran'. Titelnya kalau nggak salah SH ya pak Sunjaya. Tapi, beliau itu tentara. Mudah-mudahan dengan jiwa tentaranya turun ke desa-desa.

Bapak-bapak ibu-ibu  yang saya hormati, kami di sini, menyampaikan  amanah dari Almukarrom KH. Nahduddin Abbas yang pada hari ini beliau tidak bisa hadir, yaitu karena beliau ada operasi mata di London, Inggris. Jadi operasniya tidak di puskesmas tapi di luar negeri.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang melimpahkan hidayah, taufiq, dan inayahNya kepada kita. Sholawat dan salam mudah-mudahan Allah limpahkan kepada nabi Muhammad saw para sahabatnya, keluarganya dan mudah-mudahan juga kepada kita selaku umatnya. amin ya robbal alamin.

Para hadirin, para tamu, para undangan, yg kami hormati. malam ini kita bersama-sama hadir di sini, dalam rangka peringatan haul almarhumin sesepuh dan warga pondok buntet pesantren salah satunya tentu merupakan upaya dari kita bersama untuk menghormati jasa perjuangan para kiai Pondok Buntet Pesantren agar dengan itu kehadiran kita mendapat rido maghfiroh dan barokah dari Allah SWT, 

Mbah Muqoyyim dan para kiai Buntet setidaknya telah mencontohkan kepada  kita, bahwa semangat dan niat ikhlas mereka untuk melawan penjajah Belanda dan berbagai bentuk penindasan dan kezaliman lainnya telah meninggalkan manfaat yang luar biasa sehingga dapat kita rasakan sekarang dan insya allah sampai masa yg akan datang. 

Sebagai orang tua, pada kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan ahlan wasahlan, selamat datang di Pondok Pesantren Buntet. Terima kasih atas kedatangan bapak ibu sekalian, doa, dan bantuan semuanya, jazakumullah ahsanal jazaa..

Itu adalah sambutan dari sesepuh pondok Buntet Pesantren.

Para bapak para hadirin yg saya hormati,
perlu diketahui bahwa Hatta Rajasa ini adalah ketua Partai Amanat Nasional (PAN), jangan punya pikiran dikira tidak senang tahlil, sebab beliau pada bulan Juli nanti juga akan mengadakan haul. dan beliau ini adalah putra dari Syarifah Aiysah al Idrus, yaitu minal hababib.

Insya Allah Pak Hatta, kalau beliau di belah dan dibuka dadanya, di dalamnya ada 'afdoludzikri fa'lam annahu' (hadirin tepuk tangan)... Itu Insya Allah semacam itu. 

Jadi beliau juga PAN,  itu kendaraannya, beliau juga tadi cerita, adalah salah satu bagian dari Nahdlatul Ulama. Bahkan beliau sering dikunjungi oleh almukarrom sohibul Fadilah KH Mbah Maimun Zubeir, Habib Lutfi dan Habib Syekh semuanya berkunjung ke sana dan yg terakhir insya Allah saya.

Dan wasilah kami dari sini, kami sampaikan kepada KH. Anas Arsyad yg telah membawa dengan baik pak Hatta Rajasa.  Saya yakin seyakin-yakinnya jika beliau itu tidak suka atau tidak senang dengan manakib,  enggak bakal datang ke pondok pesantren Buntet.  Dan tadi datang ba'da maghrib langsung juga ziarah kubur jadi ziarah kubur menurut beliau tidak musyrik, suatu keharusan.

Jadi jangan lihat PAN nya lihat beliau pak Hatta Rajasa dari al Idrus keturunannya. Terimakasih pak Hatta mudah-mudahan membawa berkah bagi kita semua, jazakumullah ahsanal jazaa.

Dan insya Allah bapak-bapak ibu-ibu sekalian juga pada malam hari ini, akan ada suatu pelantikan yaitu organisasi para alumni Ponpes Buntet yg dikatakan IKLAB, ikatan keluarga alumni pondok Buntet Pesantren,  yang sudah pada hadir beliau-hadir  di tengah kita dan yang akan meneruskan para kyai para sepuh pondok pesantren Buntet. Bahkan ketua bidangnya, KH Manarul Hidayah ada di tengah kita.

Terima kasih, demikian yang bisa kami sampaikan, wallahul muwafiq ilaa aqwamittariq wasalamu'alalikum warahmatullahi wabarokatuh.

0 comments:

Inilah Pidato Sambutan Hatta Rajasa pada Haul Buntet Pesantren 2014

Posted by Unknown  |  at  8:36 PM





Haul Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2014 dihadiri oleh tamu undangan dari tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintahan. Salah seorang tamu yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa yang memberikan sambutan atas nama tamu kehormatan.


Berikut ini isi pidato sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang sudah dibuatkan transkripnya oleh administrator Web Buntet Pesantren. Untuk melihat rekaman video pidato Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di YouTube, silakan klik DI SINI.

pembukaan (hamdalah, solawat dst)

Yang saya cintai dan semoga dimuliakan oleh Allah swt bapak KH. Adib Rofiudin dan KH. Nahduddin Royandi Abbas, KH. Hasanudin Kriyani dan para kyai, alim ulama, para habaib, ibu-ibu dan bapak-bapak yang saya cinta, bapak bupati yg saya hormati, dan para tokoh-tokoh pemuda dan para warga masyarakat Cirebon dan saya yakin tidak hanya warga Cirebon yg hadir pada malam hari ini, sungguh saya yakin ini warga bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke hadir di sini malam ini, Insya Allah karena kecintaanya pada Pondok Buntet yg sama-sama kita cintai ini.

Saya sedikit saja menyampaikan di sini Pak Yai, karena harus kembali ke Jakarta. Mohon maaf betul.

Yang pertama, saya mengajak kita sama-sama bersyukur kepada Allah swt pada malam hari yang berbahagia ini kita sama-sama bersilaturahim dalam acara haul armarhumin sesepuh dan warga Pondok Buntet Pesantren yang amat terkenal dan memiliki wibawa yang tinggi di tanah air kita ini. Banyak alumninya tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di kawasan asia.

Alumni-alumni yg telah memberikan sumbangan pemikiran dan tenaganya bagi kemajuan masyarakat, bagi kemajuan umat, bagi kemajuan bangsa dan negara tercinta.

Yang kedua, pada kesempatan yg baik ini izinkan pula saya ingin menyampaikan selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dukungan saya yang penuh kepada pondok-pondok di tanah air ini. Saya ingin menyampaikan itu, yang disampaikan ketua panitia dan saya mendengar dengan teliti, apa saja yang menjadi visi dan misi pondok ini.

Kalau kita ramu menjadi satu kalimat singkat maka pondok ini bisa kita katakan sebagai pusat keunggulan umat dan bangsa, atau dalam bahasa yang agak keren sedikit "the center of excellence". Inilah pondok jendela peradaban yang membangun peradaban bangsa yang mulia. Di dalam menghadapi dunia yang cepat berubah dan fenomena globalisasi saat ini, maka kata kunci untuk membangun bangsa ini terletak pada kemampuan kita, untuk membangun sumber daya manusia yang pandai berpikir tapi juga pandai berdzikir. Oleh sebab itulah, maka pondok semakin diperlukan untuk menjawab tantangan peradaban.

Dalam satu pertemuan saya di luar negeri ada seorang sahabat saya dari sebuah negara besar mengatakan kepada saya, "Pak Hatta, dalam dunia modern saat ini dan sudah mengglobal saat ini, apakah ponpes itu masih relevan dengan perkembangan zaman saat ini?"

Ia tidak paham dan tidak tahu, saya jelaskan dan saya jawab -- tentu dalam bahasa Inggris waktu itu. Saya katakan, sampai kapanpun pada zaman apapun dalam peradaban apapun, pesantren tetap relevan dan tetap diperlukan bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa dunia. Mengapa?

The reason is one, alasanya adalah mendidik manusia tidak hanya mencerdaskan dalam intelektualitasnya saja, karena banyak orang cerdas di dunia ini pada akhirnya yg membawa kerusakan bagi alam dan bagi kehidupan.
 


Saya katakan pesantren setidaknya memiliki 3 sistem yg handal, kalau kita pahami apa yg disampaikan oleh ketua panitia tadi.

Pertama adalah sistem sosial. Kalau bukan sistem sosial, mana mungkin kita berkumpul pada malam hari ini melakukan haul, melakukan silaturahmi, ada di dalam pondok dan nyantri di sini dan lain sebagainya. Ia adalah sistem sosial yang merekatkan satu sama lain, yang membawa saling pengertian satu sama lain yang membuat kita tidak berbeda antara yang kaya dan miskin dan saling memberikan pertolongan dalam aktivitas sosial satu sama lain. Dan ini makhluk sosial tanpa dibonding dalam satu sistem sebagaimana pesantren ini maka tidak mungkin ia menjadi makhluk sosial yang baru.

Sistem yang kedua, pesantren adalah sistem intelektual. Ia mencerdaskan sumber daya manusia, ia memberikan pendidikan yg mampu menjawab tantangan bangsanya, tetapi sekaligus menjawab tantangan keumatan tapi juga sekaligus memajukan peradaban ilmunya.

Yang ketiga, ini hampir tidak ada yang ditemukan di tempat lain ia adalah sistem spiritual. Pondok pesantren memberikan setidaknya 3 sistem yg akan melahirkan manusia-manusia yg kita sebut manusia unggul, ulul albab sebagaimana sedikit, kalau kita resapi dalam surat Ali 'Imran itu,

إن في خلق السموات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيت لأولي الألباب الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السموات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
آل عمران : 190 - 191


inna fi kholqissamawati wal ardi wakhtilafillaili wannahaari laayatilli ulil albaab. Allatheena yathkuroona Allaha qiyaman waquAAoodan waAAala junoobihim wayatafakkaroona fee khalqi assamawati wal-ardi rabbana ma khalaqta hatha batilan subhanaka faqina AAathaba annar. (3:190-191)

Manusia seperti inilah yang kita harapkan, orang yang berpikir memeriksa fenomena alam tapi juga tersungkur dan berdzikir dan mengatakan ya Alah tidak ada sia-sia engkau ciptakan di dunia ini.

Pondok pesantrenlah menurut saya jendela peradaban yang melahirkan manusia-manusia unggul. Oleh karena itu, saya berkomitmen dan sejak tahun 80-an sebelum saya mejadi aktivis politik, katakanlah menjadi menteri sudah 14 tahun, saya rajin membangun pondok. Murid mbah Maimun (Zubeir) di Sumatera membangun pondok sama-sama saya membangun pondok, saya kecilnya juga mondok.

Jadi yakinlah pondok pesantren harus modern tapi tidak boleh tercerabut dari kultur kita sebagai rahmatan lil alamin yang mampu menjawab tantangan zaman. Ia modern tapi moderat, tapi juga intelktualitasnya dapat menjawab tantangan peradaban.

Saya tidak ingin mengguruui tidak ingin menggarami lautan samudra luas pak kyai yang ada di sini. Sekedar sharing, sekder menyhampaikan betapa saya memiliki komitmen yg tinggi terhadap ini.

Cerita soal haul, almarhumah ibu saya wafat 3 tahun lalu. Ibu saya Syarifah Siti Aisah biti H. Muhammad Yusuf al Idrus, berpesan kepada saya, memang, untuk selalu mentahlilkan dan melaukan haul itu adalah wasiat dari ibunda termasuk saya. (tepuk tangan meriah dari hadirin).

Dan saya cerita sama Pak Kyai, barangkali kalau saya bisa beridiri di sini sebagai menteri 14 thaun bukan karena saya orang yang pinter tapi saya menceritakan apa adanya. Barangkali ibu-ibu kaget kalau saya ceritakan, emak saya itu membaca 40 yasin setiap hari untuk mendoakan saya, ketika saya masih sekolah.

Jadi bagaimana tidak, itulah arti seorang ibu. Jadi, kalau saya hari ini begini hanya 30% saja kemampuan saya, yang 70% adalah doa guru-guru saya, doa para kyai, doa ibu bapak doa sanak famili dan para sahabat serta hasil kerja kolektif kita semua.

Sama halnya dengan pembangunan yang kita capai saat ini, yang patut kita syukuri. Betapa banyak kemajuan kadang-kadang di tahun politik seperti ini, banyak yang mengatakan Indonesia tidak ada kemajuan, jalan di tempat bahkan jalan mundur. Nah, ini bahaya kalau tidak kita syukuri, bahahya kalau tidak mensyukuri itu. "lain syakartum, laaziidannakum walain kafartum inna 'adzaabii lasyadiin," bahaya betul.

Jadi kita syukuri banyak kemajuan-kemajuan ini karena para pemimpin kita sembelumnya, para kyai-kyai kita yang memberikan banyak wasiat dan keteladanan kepada kita sejak jaman Bung Karno, zaman pak Hartao, zaman Pak Habibi, dan zaman Gus Dur yang banyak memberikan pencerahan dan zaman Megawati dan sekarang zaman SBY yang kebetulan besan saya.

Dan nanti Insya Allah akan diteruskan oleh presiden berikutnya dan pemimpin-pemimpin berikutnya mereka sungguh orang-orang yg meliliki komitmen untuk membangun bangsanya. Percayalah tidak ada para pemimpin yang tidak ingin membawa bangsanya dan umatnya tidak maju.

Jadi marilah kita syukuri, dan saya terakhir mohon doa dari para kyai, dari pondok Buntet ini semoga apa yang saya amanahi ini lurus saja tidak bengkok-bengkok kalau yang lain itu kita serahkan pada Allah swt.

Ini saja yang saya sampaikan mohon maaf dan selanjutnya saya akan langsung mohon diri pak kyai, langsung naik kereta api ke Jakarta, Insya Allah ketemu lagi dan saya tidak akan lupa kepada pondok Buntet yang banyak memberikan sumbangan kepada bangsa dan negara yang tercinta ini.

wallahul muwaffiq ilaaqwamittariq
assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh

Terima kasih semoga acara ini penuh kesuksesan dan penuh keberkahan bagi kita semua dan membawa kebaikan bagi bangsa dan negara tercinta ini. Terimakasih.

2 comments:

Hukum Pajak dalam Perspektif Islam oleh KH. Tb. Ahmad Rifqi Chowas

Posted by Unknown  |  at  9:30 PM

Pada Halaqoh Perpajakan kemarin, KH. Tubagus Ahmad Rifqi Chowas memaparkan tulisannya yang berjudul “Hukum Pajak dalam Perspektif Fikih”. Menurut beliau, secara etimologi, pajak dalam islam dikenal dengan istilah Al-Dharibah atau biasa disebut Al-Maks yang artinya adalah pungutan yang ditarik dari rakyat oleh para penarik pajak, sedangkan secara istilah, menurut para ahli keuangan, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada Negara. Pajak berbeda dengan Jizyah (upeti yang harus dibayarkan ahli kitab kepada pemerintahan islam), Kharaj(pajak bumi yang dimiliki oleh Negara Islam), dan ‘Usyur (Bea cukai bagi para pedagang non muslim yang masuk ke Negara Islam) walaupun semuanya tampak memiliki kemiripan.

Menurut jumhur ulama, menyatakan bahwa pajak boleh diambil dari kaum muslimin, jika memang negara sangat membutuhkan dana. Untuk menerapkan kebijaksanaan inipun, negara tetap harus memenuhi terlebih dahulu beberapa syarat. Diantara para ulama yang membolehkan pemerintahan islam mengambil pajak dari kaum muslimin adalah Imam Al-Juwaini dalam kitab Ghiyats Al-Umam fi Al-tiatsi Al-Zhulami, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Mustshfa, Imam Asy-Syatibi di dalam Al-I’tishom, dan beberapa ulama lainnya.
Diperbolehkannya memungut pajak menurut para ulama tersebut di atas adaah alasan utamanya untuk mewujudkan kemaslahatan umat karena dana pemerintah tidak mencukupi untuk membiayai berbagai “pengeluaran” yang jika pengeluaran tersebut tidak dibiayai maka akan timbul kemudharatan sedangkan mencegah kemudharatan adalah suatu kewajiban sebagaimana kaidah ushul fiqih : Ma layatimmu al-wajibu illa bihi fahuwa wajibun (suatu kewajiban jika tidak sempurna kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu hukumnya wajib).

Dalil-dalin syar’i lainnya yang menjadi argumentasi para ulama yang memperbolehkan memungut pajak adalah sebagai berikut :

1.         Firma Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 177
2.        Adanya kaidah-kaidah umum hukum syara’ yang membolehkan, seperti : Mashalih Mursalah (atsa dasar kepentingan), kaidah mencegah mafsadat itu lebih diutamakan daripada mendatangkan maslahat, kaidah lebih memilih mudharat yang menimpa individu atau kelompok tertentu daripada mudharat yang menimpa manusia secara umum.
3.       Pada dsarnya, tidak ada kewajiban atas harta kekayaan yang dimiliki seorang muslim selain zakat namun jika datang kondisi yang menuntut adanya keperluan tambahan (darurat), maka akan ada kewajiban tambahan lain berupa pajak (dharibah). Pendapat ini sebagaimana yang dikemukana oleh Al-Qadhi Abu Bakar Ibnu Al-Arabi, Imam Malik, Imam Qurtubi, Imam Asy-Syatibi, Mahmud Syaltut, dan lain-lain

Adapun hakikat pajak, terutama yang membedakannya dengan zakat diungkapkan oleh M. Yusuf Qardhawi, yaitu sebagai berikut :

1.         Istilah pajak (Dharibah) diambil dari kata dharaba, yang artinya utang, upeti, dan sebagainya yang tak lain merupakan sesuatu ang mesti dibayar, sesuatu yang menjadi beban.
2.     Pajak merupakan kewajiban dari Negara untuk kemaslahatan umum dan tidak ada hubungan dengan makna ibadah dan pendekatan diri terhadap Allah.
3.  Batas nisab dan ketentuan pajak tergantung pada kebijaksanaan dan kemampuan penguasa baik mengenai objek, persentase, harga, dan ketentuan.
4.      Pajak tidak memiliki sifat yang tetap dan terus menerus baik mengenai jenis, persentase, dan kadarnya semuanya ditetapkan pemerintah melalui pertimbangan para ahli (cendekia).
5.  Pajak dikeluarkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum negara dan pengaturannya ditetapkan oleh penguasa (pemerintah).
6.         Pajak dipungut oleh Negara dari wajib pajak.
7.      Tujuan pajak ialah untuk menghasilkan pembiayaan (uang) untuk mengisi kas negara demi mencapai tujuan ekonomi dan sosial tertentu.

Para ulama yang membolehkan pemerintahan islam memungut pajak dari kaum muslimin meletakkan beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu, syarat-syarat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1.         Negara komitmen dalam penerapan syariat islam.
2.         Negara sangat membutuhkan dana untuk keperluan maslahat umum.
3.         Tidak ada sumber lain yang bisa diandalkan oleh negara baik dari zakat, jizyah, al-usyur, dan lain-lain.
4.         Harus ada persetujuan dari para ulama dan tokoh masyarakat.
5.         Pemungutan dan distribusinya harus adil dan merata.
6.         Sifatnya sementara dan tidak terus menrus.
7.         Harus dihilangkan terlebih dahulu pendanaan yang berlebihan dan hanya mengahamburkan uang negara saja.

8.         Besarnya pajak harus sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada waktu itu saja.

0 comments:

Pengobatan Gratis dan Halaqoh Perpajakan Awali Rangkaian Acara Haul Buntet Pesantren 2014

Posted by Unknown  |  at  8:17 PM

Para Pemateri dan Moderator
Di hari selasa, hari pertama di bulan April 2014, Panitia Haul Almarhamin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon telah memulai rangkaian acara dalam rangka Haul Buntet Pesantren tahun 2014. Acara yang pertama digelar adalah Pengobatan Gratis dan Donor Darah yang diadakan Akademi Keperawatan (AKPER) Buntet Pesantren pada pagi hari, kemudian siang harinya diadakan Halaqoh perpajakan di Gedung YLPI Buntet Pesantren.

Acara pengobatan gratis dan donor darah selain bekerjasama dengan AKPER Buntet Pesantren juga turut menggandeng Palang Merah Indonesia, acara ini ditujukan untuk warga pondok Buntet Pesantren termasuk para santri dan juga warga sekitar pondok Buntet Pesantren.

Pada acara Halaqoh, Panitia menghadirkan Bapak Arif Setyadi Widihartom SE. Ak yang tak lain merupakan pejabat perpajakan sebagai pembicara, beliau mensosialisasikan tentang pajak yang berlaku di Indonesia, baik ketentuan-ketentuan, peruntukan, dan banyak hal yang terkait dengan perpajakan.

Para Peserta Halaqoh
Pajak memang hal yang vital dan menyangkut kepentingan hajat orang banyak, karena itu pajak menjadi fokus para ulama saat Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama tahun 2013 bahkan menurut HM. Sulton Fathoni, Wakil Sekjen PBNU : optimalisasi pendapatan negara melalui pajak akan menjadi fokus pembahasan pada Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 2014 sehingga pada acara halaqoh yang diikuti oleh para santri dan para guru ini, panitia juga menghadirkan KH. Tubagus Rifqi Chowas yang memaparkan pajak dalam perspektif fiqih/syari’at islam. Beliau menyampaikan bahwa pada dasarnya tidak ada ketentuan secara eksplisit dalam syari’at islam yang membolehkan atau mengharamkan pajak, namun menyikapi pemerintah Indonesia yang memberlakukan pajak di Indonesia, beliau menyebutkan beberapa ulama yang membolehkan negara memungut pajak serta mengulas alasan-alasan (hujjah-hujjah) utama tersebut membolehkan pajak.
Pemateri, Moderator, dan Panitia Harian Haul


Acara yang menjadi pembuka dari  rangkaian acara lainnya yang diadakan dalam rangka Haul Almarhumin sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren ini akan diikuti acara-acara lain, yaitu : Itsbat Nikah Massal dan Bahtsul Masail Diniyah yang insya Allah diadakan pada Kamis pagi dan Kamis Malam (Malam Jum’at), Khitanan Massal dan Pagelaran Kesenian Rakyat  yang akan diadakan pada Jum’at pagi, dan pada hari sabtu akan diadakan Sema’an Al Qur’an selepas subuh, kemudian Bedah Buku “Perlawanan dari Tanah Pengasingan” dan “Laskar Ulama Santri dan Revolusi Jihad” yang akan diadakan pada jam 09.00 WIB, lalu selepas ashar akan diadakan Ziarah Qubur dan Tahlil Umum, dan puncaknya akan diadakan Pengajian Umum yang dimulai pukul 20.00 WIB dengan mendatangkan penceramah KH. Yahya Cholil Stauquf (Rembang, Jawa Tengah).

0 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top