Berkunjung ke NU Online
Posted by Unknown |  at 4:35 PM
No comments
Oleh Redaksi
Ada sebuah kebanggaan dirasakan kami, sebagai jam’iyyah NU memiliki kantor pusat yang sangat representatif. Di pusat kota Jakarta tepatnya jalan Kramat Raya no. 164 Jakarta Pusat gedung berdiri sangat megah, Kantor Pusat PBNU. Dulu PBNU tidak setinggi ini, namun sekarang kantor itu berlantai sembilan dengan sarana lift yang “humanis”. Saat masuk dan keluar lift, kita disapa oleh mesin bersuara feminin: “Assalamu’alaikum Anda sudah sampai di lantai 5, selamat jalan.”
Gedung PBNU yang pernah dikomandani pembangunannya oleh Dr KH Manarul Hidayat itu Peletakan batu pertama dilaksanakan tanggal 5 November 1999 oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Di lantai bawah terdapat mushola dan sekitarnya banyak sekali kantor-kantor misalnya biro perjalanan atau perusahaan lainnya.
Tepat di lantai lima dalam gedung seluas 6.177,5 m2 di ujung depan gedung terdapat ruangan rapat yang memenuhi standar seperti di hotel dan kantor-kantor lain. Dengan pecahayaan alami yang dipendarkan di atas langit-langit yang berbentuk oval, ruangan itu tampak asri, sejuk dan nyaman. Kami pun disuguhi dengan hidangan sederhana. Ruangan rapat itu terdiri dari meja yang melingkar segi empat. Kita semua duduk mengikuti lingkaran dan saling menatap satu sama lain tanpa terhalang.
Selepas kami ikut pertemuan dengan Mbah Din, redaksi berjalan-jalan meniti lantai lima. Di lantai ini terdapat STAI NU, kantor LSM dan NU online. Situs milik NU yang pengunjungnya kini sudah ribuan setiap harinya. Di situ saya dan teman-teman redaksi ikut masuk ke ruangan redaksi NU online. Di sana kami bertemu dengan para redaktur yang setiap hari kita lihat tulisanya.
Saat masuk ke ruangna NU online, terdapat rak yang bersusun. Di dalamnya ada peralatan berupa PC, networking dan berbagai panel-panel terlihat jelas di balik kaca. Yang kami lihat ada tiga PC berada dalam rak besar tersusun meninggi. Di atas PC itu ada peralatan canggih yang ternyata lemari yang bersusun itu adalah server khusus milik PBNU.
Di kantor NU Onlie dalam gedung yang memakan biaya sebesar Rp 28,5 miliar yang dihimpun dari warga Nahdliyin dan para dermawan itu kami berbincang-bincang dengan para redaktur dan para teknisi yang semuanya adalah santri-santri NU. Kami melihat usia mereka masih sangat belia. Namun karya mereka membuat kami merasa bangga.
Di sana kami minta saran bagaimana format situs buntetpesantren.org itu bisa bermanfaat bagi oran banyak. Kami bertemu dengan para redaktur misalnya dengan Achmad Mukafi, Niam, A. Khoirul Anam, Moh. Arief Hidayat, Sudarto Murtaufiq dan para teknisi web maintenance seperti M. Iqbal Saryuddin dan Ahmad Kosasih Marzuki.
“Sebaiknya situs Anda diperbanyak juga informasi tentang kajian-kajian yang diinput dari pengajian-pengajian para kyai di sana. Sebab situs pesantren jarang sekali yang aktif. Dengan informasi kajian-kajian itu akan sangat menarik para alumni dan orang lain.” Tutur salah satu redaksi di sana.
Kalau kelamaan di sana, kami merasa mengganggu para redaksi karena saat kami datang tengah mengadakan rapat redaksi kelihatannya. Namun kami disambut dengan hangat. Dengan tanpa maksud mengganggu, kami mengobrol kira-kira 7 menit dan langsung pamitan. Kami meninggalkan gedung seharga 28,5 milyar itu tepat pada pukul 17.00 WIB. Masing-masing tamu dari alumni Buntet itu ada yang meneruskan ngobrol sambil berjalan di lorong gedung ada yang pulang langsung pamitan. (Kurt)
Tagged as: Kabar
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
0 comments: