Mbah Dien : Education is Essentially Building Character
YOGYAKARTA, SABTU – Ubudiyah dan Muamalah merupakan kunci yang harus dipikirkan
bersama dan pesantren merupakan tempat pendidikan, sedangkan pendidikan
itu sebenarnya membuat orang mempunyai karakter (akhlak).
Demikian pendpat Sesepuh POndok Buntet Pesantren
dalam acara Sarasehan dan Seminar yang diselenggarakan oleh INSAN BPC
DIY, di Gedung DEPSOS, Sabtu (03/05) kemarin.
Walaupun acara itu mundur 35 menit dari waktu yang
telah ditentukan. Sekitar 71 peserta hadir dari pelbagai elemen
masyarakat yang siap berdiskusi dengan beberapa pembicara yaitu Mbah
Dien (sapaan akrab Sesepuh Pondok Buntet Pesantren KH. Nahduddien
Royandi Abbas), Muhammad Mustafied (IPNU Yogyakarta) dan Drs. Nur Haris
(Dewan Komisi A DPRD DIY).
Sebelumnya beliau berangkat dari Jakarta menuju Bandara Laksda
Adisucipto, Yogyakarta, pada hari Jumat sore, langsung menuju ke
sekretariat INSAN BPC pada jam setengah sepuluh malam untuk bertatap
muka dengan alumni Buntet Pesantren di Yogyakarta. Tampak kondisi badan
yang masih segar walaupun menmepuh perjalanan yang sangat pendek dan
segar pula.
Kegiatan Sarasehan dan Seminar yang diakhiri pada
pukul 13.30 WIB mengundang beberapa pertanyaan dari para peserta.
Forsila BPC, IKAPB, Ikatan Alumni BPC Purwokerto, Ikatan Alumni BPC
Semarang, Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) DIY,
Keluarga Pelajar Cirebon (KPC) DIY, PMII, beberapa perwakilan dari
Pondok Pesantren se-Yogyakarta dan masyarakat umum turut hadir dan
aktif memberikan kontribusi pertanyaan.
Setelah istirahat, makan
siang dan Sholat Dzuhur, para panitia pelaksana sekaligus seluruh
undangan alumni Buntet Pesantren melanjutkan pertemuan dengan konsep
Diskusi Panel yang dimulai pada pukul 15.15 WIB dan berakhir tepat
adzan Maghrib berkumandang. Ada beberapa pembahasan yang dibicarakan
pada pertemuan tersebut, tentang pemberdayaan santri dan alumni Buntet
pesantren, polarisasi gerakan mahasiswa dan santri, mempertahankan
tradisi penguatan ideologi hingga pencarian “database” santri dan
alumni Buntet Pesantren se-Indonesia.
Hal ini berarti ada kepastian bahwa
pertemuan dan silaturrahim antar alumni Buntet Pesantren dilanjutkan di
Jakarta pada konsep acara yang dilaksanakan oleh FORSILA BPC. Ada
fenomena menarik dalam kegiatan ini, walaupun gedung yang dipakai
ber-AC, No Smoking Place tidak berlaku bagi sebagian peserta Diskusi
Panel yang mengakibatkan Wakil Ketua INSAN BPC DIY, Adi Suhaedi,
mendadak sakit flu. “Wong NU kuh mengkenen, ning ndi bae gah ngeroko,”
kelakar salah seorang peserta dari Cirebon.
Selain itu, hadir
pula beberapa Kiai Buntet Pesantren, diantaranya KH. Luthfi Al-Hakim,
KH. Hasan Kriyani, KH. Wawan Arwani, KH. Zain (Munjul) dan Muhammad
Naufal (Kang Naufal) beserta keluarga, yang turut mendukung dan
memberikan sembangsih pemikirannya dalam kegiatan Sarasehan dan Seminar
INSAN BPC DIY. (aroel ak)
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
0 comments: