Harapan Baru Organisasi Alumni Buntet

Posted by Unknown  |  at  4:00 PM No comments

Oleh Redaksi


Kantor PBNU yang megah di sore hari antara pukul 14.00 – 17.00 menjadi saksi pertemuan antara sesepuh Buntet, KH. Nahduddin Royandi Abbas bersama rombongan dari Buntet dengan para alumni senior Buntet Pesantren, Kamis 16 April 2008 kemarin.



Pada pertemuan di ruang sidang PBNU yang pertama kalinya itu salah satunya membahas pembentukan organisasi alumni Buntet Pesantren. Tujuannya adalah menggali potensi para alumni untuk bersatu dan bersama-sama ikut terlibat dalam program pendidikan yang dicanangkan pesantren tercinta.

Membentuk kepengurusan alumni dengan format baru adalah semangat dari para hadirin. Ada semangat yang cukup besar lahir dari kalangan alumni yang senior-senior. Mereka sepakat akan ikut berpartisipasi untuk perkembangan sebuah Pesantren yang dulu pernah mondok. Namun keinginan kuat itu tidak akan berdaya jika forumnya tidak aspiratif.

Yang dimaksud tidak aspiratif adalah seringkali forum semacam forsila itu dibentuk dan pengurusnya orang Buntet melulu. Sementara para alumni lain, hanya menjadi anggota dan hanya dimintai sumbangsihnya juga pekerjaanya. Hal itu menurut salah satu alumni pada pertemuan sore hari mengeluarkan unek-unek. “Sayang sekali jika hanya didominasi orang Buntet. Padahal kami dan para alumni lain, tetap sami’na kepada kyai-kyai dan pesantren Buntet, namun juga kretivitas kami tidak tersalurkan.” Kata salah seorang alumni.

Karenanya kemudian pembicaraan berkembang kepada bagaimana membentuk forum silaturahmi antara alumni itu bisa diwujudkan dengan format pengurus yang kompak antara alumni, orang Buntet sendiri dan seterusnya.

Meskipun gagasan Forsila pada awalnya adalah mahasiswa yang ada di Ciputat, namun pada pembicaraan kemarin justru forsila bukan saja anggotanya para mahasiswa tetapi adalah mewadahi semua alumni dari masa ke masa.

Kemudian Kang Jauhari dan kawan-kawannya sesama alumni yang juga pegawai Departemen Agama menyepakati agar forsila itu dibadanhukumkan dengan segera untuk bisa eksis dan dapat bekerja dengan sesegera mungkin.

“Saya inginkan agar pertemuan ini bisa difollow-up dengan segera dan masing-masing kita tidak kosong setelah bubar dari sini melainkan ada pekerjaan masing-masing.” Kata Kang Masrur, pria berkaca mata lulusan buntet tahun 80-an yang juga pengurus PBNU yang memimpin acara pertemuan di sore yang cerah itu.

Menyikapi organisasi alumni yang sudah ada dan berganti-ganti nama, para peserta memberikan komentar bahwa “forum sejenis forsila itu banyak sekali dan eksis saat pengurusnya ada di Jakarta. Saat mereka kembali ke Buntet, maka hilang begitu saja.” Komentar Pak Agus menyangkan.

Keprihatinan Pak Agus juga diamini oleh peserta, karenanya, format pengurus hendaknya diubah dari formulasi orang Buntet, menyayangkan pengurus semacam forsila dari dulu ada dan dibentuk berkali-kali namun setelah itu dipulangkan kembali ke buntet dan tidak ada gaungnya lagi.

Bahkan Pak Agus dengan berani mengatakan bisik-bisik kepada Kang Dhabas yang duduk di sampingnya, “iris kuping saya jika pengurus itu didominasi oleh warga buntet akan berjalan dengan baik.” Sebab berkali-kali katanya, forum semacam forsila ini gagal di tengah jalan sebelum program dicanangkan.

Semengat Pak Agus dan peserta lainnya kemudian diobrolkan dan akhirnya, formula kepengurusan itu diidentifikasi dan disepakati oleh forum bahwa ada tiga komponen pengurus:
1. Orang Buntet Sendiri
2. Alumni Buntet yang tinggal di Jakarta
3. Alumni Buntet yang tidak tinggal di Jakarta.

Dengan ketiga komponen itu, diharapkan jangan sampai orang-orang Buntet ini setelah pulang dari merantau maka ide programnya juga ikut pulang dan tidak ada suaranya lagi.

Akhirnya karena saking nikmatnya pertemuan kemarin itu, mereka menginginkan adanya pertemuan semacam itu di lain hari. Dan dengan semangat Mbah Din akan ikut serta. “Saya akan mengikuti setiap pertemuan alumni Buntet meskipun dihadiri oleh satu dua orang.” Kata Mbah Din menyemangati.

“Hendaknya pertemua semacam ini ada lanjutannya.” Demikian komentar beberapa alumni yang sepuh. Agaknya, mereka cukup puas mengikuti pertemuan tersebut. Hal ini ditandai dengan follow up dari pertemuan itu. Salah satunya yang mendesak adalah membentuk kepengurusan Forsila (forum silaturahmi) para alumni Buntet Pesantren. Tentu saja tujuan dan harapan bagi forums semacam Forsila ini tentu akan dikembalikan kepada semangat bagaimana mengihidupi pendidikan keagamaan pesantren mana saja khususnya Buntet Pesantren yang tercinta. Semoga. (kurt)


Tagged as:

About the Author

Write admin description here..

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 comments:

Copyright © 2013 Blog Backup Buntet Pesantren. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top