Qadha & Qadar, Apaan Tuh?
Oleh: Barok
MAHA besar Allah dzat yang hanya untukNya sholat, ibadah, hidup dan mati
dipersembahkan. Sholawat serta salam ungkapan rindu semoga senantiasa
terlimpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan seluruh
sahabatnya.
Dalam setiap
penciptaan segala sesuatu di alam semesta bisa dipastikan dilandasi
oleh suatu rencana (sekenario) tujuan diciptakannya ‘sesuatu’ tersebut.
Seorang Arsitek merencanakan bentuk bangunan dengan menggambar senti
demi senti, seorang sutradara merancang adegan demi adegan untuk
menciptakan sebuah film. Begitu juga Allah, Allah merencanakan
penciptaan semua makhlukNya termasuk didalamnya manusia dan jin.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz Dzaariyaat : 56)
Dalam islam (kata
guru saya…hehehe) ‘sekenario’ yang telah ‘disusun’ oleh Allah dibagi
menjadi dua, yaitu qadha (ketentuan Allah terhadap segala perkara yang
akan terjadi sejak zaman azali atau sebelum terjadinya sesuatu) dan
qadar (ketentuan Allah terhadap segala perkara yang telah terjadi).
Ribet ya? Begini
deh….pernah nonton ayat-ayat cinta kan? Si Fahri sejak zaman azali
(sebelum dilahirkan) sudah ditentukan oleh Allah tentang umur, rizki,
jodoh dan sebagainya, ini dinamakan Qadha, setelah dewasa si Fahri
menikah dengan Maria dan Aisyah, ini dinamakan Qadar. Understand?
Nah…pertanyaannya,
kalo semua perbuatan yang dilakukan manusia itu sudah ditentukan oleh
Allah, berarti manusia terpaksa dong dalam melakukan semua
perbuatannya? Tyuz…kenapa ada orang jahat dan orang baik?
Ya engga begitu brow…tiap manusia mempunyai kehendak individu (Iradah Juziyyah) atau
bahasa yang lebih gampangnya keinginan. yang bisa dikontrol dan
digunakan menuju kebaikan atau keburukan. Selain itu, manusia juga
memiliki akal untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk (pake
dong….).
Setiap
manusia bisa mengetahui antara keadaan terpaksa (engga bisa ditolak)
dan tidak terpaksa. Contohnya : seseorang berlari, maka dia berlari
atas kehendak Allah dan kehendaknya sendiri (Iradah Juziyyah).
Lain halnya dengan detakan jantung, manusia engga bisa mengatur sesuai
kehendaknya, karena jantung berdetak atas kehendak Allah saja.
Kesimpulannya, Allah
telah menentukan segala sesuatu bagi makhlukNya, tapi kita harus terus
berikhtiar (berusaha) semampu kita untuk mencari ridoNya dan setelah
itu, baru deh bertawakkal (pasrah) terhadap ketentuan Allah.
“(Siksaan)
yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak
akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu
kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri,
dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al
Anfaal : 53)
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan
BoyoCreative
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
0 comments: